20 April 2025

Get In Touch

Sudan: Tutup Wilayah Udaranya hingga Jaringan Internet Hampir Sepenuhnya

Sudan Tutup Wilayah Udaranya hingga 30 April 2023. Asap membumbung di Omdurman, dekat Jembatan Halfaya (Reuters)
Sudan Tutup Wilayah Udaranya hingga 30 April 2023. Asap membumbung di Omdurman, dekat Jembatan Halfaya (Reuters)

SURABAYA (Lenteratoday) -Bandara Internasional Khartoum mengumumkan bahwa otoritas penerbangan sipil Sudan telah memperpanjang pembatasan penerbangan di wilayah udara negara itu hingga 30 April 2023.

Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Sudan telah lebih dari 600 orang tewas dalam pertempuran di negara itu.

Selanjutnya, komite dokter Sudan melaporkan bahwa hampir 200 warga sipil tewas, dengan lebih dari 1.000 terluka dan 3.300 lainnya terpaksa meninggalkan rumah.

Kabar tersebut tertuang dalam unggahan dari Bandara Internasional Khartoum di halaman Facebook.

"Otoritas Penerbangan Sipil telah mengeluarkan peringatan NOTAM kepada personel penerbangan, memperpanjang penutupan wilayah udara Sudan untuk semua pesawat hingga 30 April," katanya.

Angkatan bersenjata Sudan memperingatkan bahwa setiap pelanggaran di wilayah udara negara itu memiliki konsekuensi.

"Angkatan Bersenjata Sudan memperingatkan bahwa setiap pelanggaran wilayah udara akan memiliki konsekuensi," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Minggu (23/4/2023).

Sebelumnya, panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan mengatakan bahwa militer memiliki kendali atas semua bandara di negara itu, kecuali di Khartoum dan Nyala.

Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Sudan menyuarakan kesediaannya untuk membuka sebagian bandara yang dikendalikan untuk mengevakuasi orang asing dari Sudan, pada Jumat (21/4/2023).

Seperti diketahui, situasi di Sudan meningkat setelah ketidaksepakatan antara panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan yang juga memimpin Dewan Kedaulatan Sudan, dan kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Sudan serta wakilnya di dewan Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti.

Bentrokan meletus antara kedua pasukan di dekat pangkalan militer Merowe dan di Ibu Kota Khartoum, pada Sabtu (15/4/2023).

Jaringan internet putus

Layanan pemantauan internet internasional NetBlocks menyatakan bahwa semua pengguna internet di Sudan hanya 2 persen yang memiliki konektivitas web saat ini, pada Minggu (23/4/2023). 

NetBlocks mengatakan, jaringan di Sudan benar-benar menjadi sulit bersamaan dengan diplomat asing dievakuasi di tengah pertempuran. 

"Data jaringan real-time menunjukkan hampir total runtuhnya konektivitas internet di Sudan dengan konektivitas nasional sekarang pada 2% dari tingkat biasa; insiden itu terjadi ketika diplomat asing dievakuasi di tengah pertempuran antara pasukan militer dan paramiliter," katanya. 

Kegagalan internet dilaporkan melanda Sudan karena bentrokan bersenjata antara tentara di negara itu dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF)*

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.