
BOYOLALI (Lenteratoday) -Kecelakaan kembali terjadi di Jalan Tol Semarang-Solo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/4/2023). Dalam kecelakaan itu, sebuah mobil menabrak truk muatan yang tengah melaju pelan. Insiden tersebut mengakibatkan tiga orang tewas. Diduga, pengemudi mengantuk setelah perjalanan jarak jauh.
Lokasi kejadian berada di Jalan Tol Semarang-Solo, Jalur A Km 472+800, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Diperkirakan, kecelakaan berlangsung sekitar pukul 15.00. Semula, mobil berjenis Honda CR-V bernomor polisi BG 1963 OG berjalan dari arah Semarang menuju Surakarta. Lalu, tiba-tiba menabrak truk muatan bernomor polisi B 9595 KXR yang juga tengah melaju di depannya.
Akibat tabrakan itu, Honda CR-V tampak ringsek masuk ke bagian belakang truk muatan. Ban cadangan milik truk muatan sampai terlepas. Sebanyak tiga orang yang berada dalam Honda CR-V dinyatakan tewas. Mereka adalah Supriyono (58), Sugihartatik (52), dan Nuzulul Rahmat (21). Supriyono merupakan sopir, sedangkan Sugihartatik dan Nuzulul adalah penumpang. Terdapat satu penumpang lain yang selamat, tetapi belum bisa dimintai keterangan oleh jajaran kepolisian.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Polres) Boyolali Ajun Komisaris M Herdi Pratama menduga kecelakaan itu disebabkan pengemudi Honda CR-V yang mengantuk. Sebab, insiden terjadi sewaktu cuaca sedang cerah. Kondisi kendaraan juga dinilai baik.
”Ini faktor manusia yang lebih menonjol. Menurut kami, dugaan sementara karena pengemudi mengantuk,” kata Herdi, saat dihubungi, Sabtu malam.
Herdi mengungkapkan, pihaknya telah memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk pengemudi truk boks yang ditabrak. Ia juga berencana menanyai penumpang mobil yang selamat, tetapi kondisi psikologisnya belum stabil. Pihaknya akan segera meminta keterangan lebih lanjut setelah kondisi psikologis korban selamat lebih stabil.
Naasnya, insiden tersebut hanya berselang sehari dari kecelakaan maut di Km 487+600 yang menewaskan delapan orang. Adapun kecelakaan itu melibatkan delapan unit kendaraan besar, seperti truk muatan berat.
Selanjutnya, Herdi mengungkapkan, lokasi dua kecelakaan tersebut termasuk pada area lelah pengemudi. Lebih-lebih, pada insiden terakhir, pengemudi mobil sudah berkendara dari Bekasi, Jawa Barat. Boleh jadi si pengemudi mulai kelelahan. Adapun jarak dari titik berangkat hingga ke lokasi kejadian juga lebih dari lima jam perjalanan. Itu tidak sesuai batas maksimal waktu pengemudi berkendara.
Dihubungi terpisah, pakar transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengungkapkan hal serupa. Pengemudi diminta agar tidak memaksakan diri jika sudah merasa terlalu lelah. Itu dikarenakan batas maksimal pengemudi berkendara jarak jauh hanya empat jam. Semakin lelah pengemudi, semakin besar pula risiko terjadinya kecelakaan.
”Sebanyak 80 persen itu kecelakaan karena sopirnya mengantuk. Jadi kalau pengemudi mengantuk harus beristirahat. Jangan memaksakan diri karena yang sering terjadi (kecelakaan) biasanya seperti itu,” kata Djoko (*)
Editor: Arifin BH