
JAKARTA (Lenteratoday)-Twitter tidak lagi menjadi independen, melainkan bagian dari perusahaan yang lebih besar, X Corp.Hal tersebut diungkapkan oleh dokumen pengadilan tertanggal 4 April.
Dilansir Bloomberg Kamis (13/4/2023), tertulis bahwa Twitter “sudah tidak ada lagi” dan digabung dengan X Corp. Dokumen pengadilan tersebut adalah bagian dari kasus tuntutan aktivis konservatif Laura Loomer kepada Twitter dan pendiri Twitter Jack Dorsey yang dimulai sejak tahun lalu.
X kemungkinan akan menjadi perusahaan superapp, seperti yang diungkapkan oleh Elon Musk sejak 5 Oktober 2022 lalu, sebelum membeli perusahaan media sosial burung biru tersebut seharga 44 miliar dolar AS.
Aplikasi X ini akan meniru WeChat di China, yang menjadi platform serba bisa, mulai dari layanan video, pesan, streaming, tiket, hingga pembayaran.
Perusahaan Elon Musk bernama X holdings sudah dibentuk di Delaware sejak April tahun lalu, ketika rencana akuisisi Twitter diumumkan ke publik. Namun data di negara bagian tersebut mencatat X Corp baru dibentuk 9 Maret 2023, dan merger Twitter diajukan per tanggal 15 Maret 2023.
Elon Musk adalah presiden perusahaan dan induknya, X Holdings Corp., yang juga didirikan bulan lalu dan memiliki modal dasar sebesar 2 juta dolar AS, menurut berkas pengajuan.
Pada sebuah wawancara Twitter Spaces dengan BBC pada Selasa (11/4/2023) malam di kantor pusat perusahaan di San Francisco, Musk mengatakan bahwa dia memiliki rencana untuk membuat perusahaan induk baru X, menegaskan kembali bahwa Twitter adalah "percepatan" menuju visinya tentang aplikasi segalanya. Tapi dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut, dengan mengatakan pengamat hanya perlu "menantikan untuk mencari tahu."
“Musk dapat membuat struktur induk, mirip dengan Alphabet, di mana dia memiliki semua perusahaannya,” kata Mandeep Singh, analis Bloomberg Intelligence, dilansir dari Bloomberg.
“Saya tidak melihat bagaimana dia bisa melapisi e-commerce atau pembayaran di Twitter tepat ketika perusahaan yang lebih besar seperti Alphabet dan Meta berjuang untuk menjadi aplikasi segalanya (superapp) di sisi konsumen.”(*)
Sumber:Bloomberg,ist /Editor: widyawati