
MALANG (Lenteratoday) – Kampoeng Heritage Kajoetangan berhasil lolos ke dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Kabar baik itu disambut masyarakat, sebab selama ini pembangunan dan pembenahan di wilayah tersebut dirasakan dampak positifnya.
Salah satu warga Kampoeng Heritage Kajoetangan, sekaligus pelaku UMKM yang memproduksi kue Ontbitjkoek, Diah Setyaningsih, membenarkan hal itu. Terlebih saat ini, ketika semua pihak menyambut agenda penilaian ADWI 2023 di pertengahan bulan April mendatang.
“Dengan masuk ADWI ini harapannya agar semakin terkenal, dan UMKM di dalamnya semakin berjaya. Dampak positifnya ada, jadi kan produk kue-kue kita jadi meluas oleh-olehnya. Karena ini juga sudah menjadi oleh-oleh khas Kayutangan,” ujar Diah, saat ditemui Lenteratoday.com, di rumahnya, Kamis (6/4/2023).
Diah menambahkan, di samping peningkatan penjualan melalui e-commerce. Banyaknya pengunjung datang langsung ke Kampoeng Heritage Kajoetangan. Hal ini juga berdampak langsung pada meningkatnya penjualan kue khas Belanda tersebut secara offline.
Diah berharap agar dengan masuknya Kampoeng Heritage Kajoetangan ke dalam 75 besar ADWI 2023 ini, perhatian Pemkot Malang kepada para pelaku UMKM di dalam kampung terus meningkat.
“Kadang-kadang juga untuk rapat jajaran Pemkot, mulai dari kelurahan sampai OPD pesannya ke saya. Harapannya agar Pemkot semakin memperhatikan penduduk di sini. UMKMnya semakin didorong, terutama prioritas jualan di koridor depan. Itu kan banyak orang luar kampung sini,” jelas warga RW 9 tersebut.

Senada dengan Diah, warga lain yang berprofesi sebagai perajin UMKM kriya kayu di Kampoeng Heritage Kajoetangan, Taufik, juga menyampaikan rasa syukurnya. Taufik mengaku, semakin banyak mendapatkan pesanan seiring dengan penataan yang terus dilakukan oleh Pemkot Malang.
“Ya, Alhamdulillah ada peningkatan dari awal saya buka. Ini barusan juga ada petugas dari Diskopindag Kota Malang, mendata untuk bisa masuk ke UMKM binannya. Pesanan meningkat, baik yang secara langsung maupun online,” ungkap Taufik.
Terpisah, Ketua Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kampoeng Heritage Kajoetangan, Mila Kurniawati, menyampaikan, sejak didaftarkannya Kampoeng Heritage Kajoetangan ke dalam ADWI 2023, pihaknya telah melakukan komunikasi intens dengan pihak Pemkot Malang, khususnya Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang.
“Mulai dari mendaftar ADWI pun kami sudah meminta ke Pemkot melalui Dinas Pariwisata, saya meminta supportnya. Sebenarnya, tujuan utama kita ikut ADWI adalah untuk percepatan penataan Kampoeng Heritage Kajoetangan, misalnya untuk kelembagaan. Jadi ini kan momennya ada. Dan ternyata Pemkot menyambut baik itu,” ujar Mila, saat dikonfirmasi langsung.

Mila mengatakan, dalam penilaian ADWI 2023 nanti, terdapat 30 indikator yang harus dipenuhi oleh masing-masing peserta. Dalam hal ini, ia juga mengaku telah menyampaikan 30 indikator tersebut kepada Pemkot Malang, untuk dilakukan pembenahan dan pemenuhan fasilitas umum yang dirasa masih kurang.
“Karena berbicara Kayutangan, tidak hanya seputar kampung dan koridor saja, tapi juga membawa nama Kota Malang, nah saatnya kita kerja bakti disini. Dan akhirnya memang disambut baik oleh Dinas dan Pak Wali sendiri. Jadi apa yang masuk kategori, itu kita koordinasikan dengan OPD. Misalnya pintu kamar mandi kok rusak, terus jalanan kok berlubang, itu sudah kita omongkan,” paparnya.
Lebih lanjut, Mila kemudian menyebutkan beberapa contoh fasilitas umum yang telah dilakukan pembenahan oleh dinas terkait, diantaranya meliputi pembersihan plengsengan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), hingga perbanyakan tanaman dan penghijauan.
“Kami meminta personel dari DLH untuk membersihkan plengsengan di belakang sungai, itu sudah dilakukan dan sudah bersih. Banyak, sih. Termasuk penambahan tanaman, penghijauan. Terus kalau di Dinas Pendidikan kemarin kita meminta adanya literasi tentang sejarah Kayutangan, bagaimana hubungannya dengan cagar budaya, dan sebagainya,” tuturnya.
Selain itu, Mila juga menyampaikan beberapa fasum yang masih membutuhkan pembenahan hingga saat ini, seperti lampu jalan, dan pembenahan fasilitas kamar mandi umum. Menurutnya, keperluan pembenahan tersebut telah disampaikan langsung kepada OPD teknis yang berwenang.
“Yang perlu dibenahi itu lampu jalan. Karena memang yang sepanjang sungai, itu kan kemarin kena banjir jadi ada yang korsleting listrik atau mati, itu perlu dibenahi. Sama mungkin dari kamar mandi, kita ada beberapa di RW-RW itu ada toiletnya tapi gak ada airnya, akhirnya kemarin difasilitasi untuk lapor ke PDAM, terus terkait pintu kamar mandi yang rusak, kemarin sudah disurvei oleh PU,” lanjutnya.
Masih menurut Mila, disinggung mengenai hal positif yang dirasakan oleh warga masyarakat dengan keikutsertaan Kampoeng Heritage Kajoetangan dalam ADWI 2023 ini, traffic pengunjung dirasa semakin meningkat. Bahkan, peningkatan tersebut terjadi sejak masuknya ikon wisata Kota Malang ini dalam Jejaring Desa Wisata Indonesia (Jadesta) 2023.
“Dari kita masuk ke Jadesta itu trafficnya sudah naik. Ya itu sarana promosinya kita. Termasuk akhirnya yang berkunjung juga lumayan bertambah. Karena kalau kota kan minim untuk pedesaan, mungkin banyak masyarakat yang penasaran kok bisa masuk ke Jadesta bahkan ADWI, itu jadi nilai promosi tersendiri bagi kami," tuturnya.

Diakhir, selain mengharap agar Kampoeng Heritage Kajoetangan dapat memperoleh gelar juara pada ADWI 2023. Mila juga berharap adanya perhatian yang kian meningkat dari Pemkot Malang, dalam mengelola dan memajukan Kampung tersebut sebagai bagian dari wajah Kota Malang.
“Jadi memang harapannya kalau kita menang, perhatian dari kedinasan dan Pemkot ini bisa meningkat. Ini kan juga membawa nama Kota Malang, pengunjung banyak, income masyarakat juga akan banyak. Dengan adanya ini kan akhirnya orang noleh lagi, apa sih yang ada di sana. Jadi harapannya Pemkot bisa terus berkolaborasi dengan kami,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, juga menyampaikan untuk demi mematangkan kesiapan menyambut penilaian ADWI 2023, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi bersama beberapa pihak, mulai dari masyarakat kampung melalui Pokdarwis, hingga dengan kepala OPD Kota Malang.
“Nah sekarang, kami berkolaborasi dengan semua perangkat daerah terkait ADWI 2023, diantaranya sedang menyiapkan dan melakukan perbaikan terkait dengan penyempurnaan fasilitas, sesuai dengan pemenuhan indikator dari 30 indikator penilaian sekarang ini,” terangnya.
Baihaqi juga menegaskan, fasilitas umum dan pembenahan dalam kampung akan menjadi prioritas Pemkot Malang, dalam menyambut gelar juara Anugerah Desa Wisata Indonesia tersebut.(ADV Humas Setda Pemerintah Kota Malang)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati