
MALANG (Lenteratoday) – Melalui pelaksanaan manasik haji secara gratis, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, berharap agar para calon jamaah haji (CJH) dapat berlaku mandiri selama pelaksanaan ibadah di tanah suci mendatang.
“Jadi dalam proyek itu ada manasik sepanjang tahun, maksudnya itu yang biasa dilakukan setiap bulan sekali. Jadi ini diperuntukkan untuk calon jamaah,khususnya yang (lunastunda) 2020 ituperlu recharge ilmu kembali. Tujuannya adalah agar nanti menjadi jamaah haji yang mandiri,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji danUmrah (PHU) Kemenag Kota Malang, Mukhlis, saat dikonfirmasi secara langsung oleh awak media, Kamis (30/3/2023).
Mukhlis mengatakan, kebanyakan dari 404 CJH lunas tunda tahun 2020 merupakan warga lanjut usia. Sehingga, dalam acara manasik gratis yang akan berjalan selama 10 hari tersebut, pihaknya bermaksud ingin mengasah kembali ilmu-ilmu terkait pelaksanaan ibadah haji, pada para calon jamaah.
“Karena sekarang kendalanya juga banyak, ada yang sepuh. Yang jadi masalah misalnya sepuh, sakit, dan gak ada keluarga. Nah ini yang agak rumit. Petugas memang ada, tapikan kalau misal yang sakit ada 12 sedangkan petugasnya 5, itukan problem. Jadi program manasik ini kita merecharge ilmunya para jamaah, meningkatkan kualitasnya,” tambahnya.
Mukhlis melanjutkan, pada program manasik haji kali ini hanya terfokus pada pemberian materi. Sedangkan terkait dengan praktek, ia mengaku bahwa hal tersebut akan dilakukan di akhir penyelenggaraan manasik ini atau di hari ke 10 mendatang.
“Manasik kita ini pakai materi Mazahib Al-Arba’ah, jadi bisa diikuti oleh semua kelompok. Kita gak hanya pakai satu mazhab, tapi banyak mazhab. Dan yang kita gunakan sebagai literasi adalah fiqihnya Kementerian Agama, tuntunan manasik haji dari Kemenag RI atas saran dari kelompok bimbingan, dan itu kita live kan,” jelasnya.
Lebih lanjut, selain ditujukan untuk para calon jamaah haji Kota Malang yang berangkat tahun ini. Mukhlis menuturkan, manasik tersebut juga ditujukan kepada para petugas pendamping, baik pembimbing ibadah, pemimpin kloter, ataupun petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
Oleh karenaitu, ia menuturkan bahwa pemberian materi pada manasik tersebut disajikan secara lebih luas, dan mampu menjangkau berbagai pihak yang nantinya berangkat mendampingi para jamaah ke Tanah Suci.
“Jadi harapannya juga agar petugas ini jangan sampai gak mengerti tentang haji. Kita juga pemberian materinya lebih luas insyaallah. Misalnya cara ukur tensi, suhu tubuh, karena nanti jamaah (kebanyakan) minta tolong ke semuanya, gak dianggap itu petugas kesehatan atau bukan,” tuturnya.
Masih menurut Mukhlis, ia juga menyampaikan bahwa akan ada program manasik missal yang diselenggarakan langsung oleh Kemenag RI, dengan rincian yakni pembukaan manasik missal diisi dengan pemberian materi. Sedangkan penutupan manasik missal diisi dengan pelaksanaan praktik beribadah haji.
“Kemudian ada lagi pelaksananya KUA nanti biasanya 4 hari, 8 jam pertemuan, dilaksanakan di hotel tapi belum kita tentukan kapan dan dimana,” serunya.
Di sisi lain ,berdasarkan penuturan Kasi PHU Kemenag Kota Malang tersebut, terdapat beberapa hal baru dalam pelaksanaan ibadah haji kali ini. Yakni adanya pergantian tas kain menjadi koper, serta pembatasan bobot koper untuk seluruh jamaah.
“Sekarang batasnya di Jatim khususnya untuk pemberangkatan itu maksimal 20 kilogram, tas tentengnya hanya 7 kilogram maksimal. Informasi yang baru juga hasil dari rapat kemarin, Kota Malang itu nanti masuk di gelombang ke 2 dari kurang lebih 50 kloter keatas, jadi (berangkat) sekitar awal Juni kalau gak akhir Mei,” pungkasnya.(*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi