
JAKARTA (Lenteratoday)-Tol Trans Jawa masih akan menjadi jalur favorit untuk arus mudik Lebaran 2023. Jalur tol tersebut diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang.
Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan alasan kelancaran, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan masyarakat menggunakan jalan tol.Semakin banyaknya memilih jalan tol menyebabkan kemacetan lalu lintas akan terjadi pada saat mudik Lebaran.
"9,2 juta orang ya, bukan kendaraan," kata Djoko, Kamis (23/3/2023).
Data tersebut merupakan hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama masa libur Lebaran 2023 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub. Survei dilakukan dari 28 Januari hingga 18 Februari 2023.
“Tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini, yakni tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan kondisi mendekati normal pasca-pandemi COVID-19,” ujar Djoko dalam keterangan resminya.
Pemudik diimbau agar tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol.
Secara nasional, potensi pergerakan mudik Lebaran 2023 adalah 45,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 123,8 juta orang.
Daerah tujuan terbanyak selama arus Lebaran 2023 adalah Provinsi Jawa Tengah, yakni 32,75 juta orang atau 26,45 persen dari total potensi. Ini data menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari kendaraan pribadi, sepeda motor, bus, kereta api hingga mobil sewa.
Setelah Jawa Tengah, ada Jawa Timur dengan potensi 24,60 juta orang atau 19,87 persen serta Jawa Barat dengan 20,72 juta orang (16,73 persen).
Pilihan moda masih didominasi mobil pribadi sebanyak 27,32 juta orang (22,07 persen), kemudian sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen). Baru selanjutnya bus sebanyak 22,77 juta orang.
Potensi Macet Tol Lebih Tinggi saat Lebaran
Menurut Djoko, perjalanan melewati jalan tol atau jalan bebas hambatan tidak selalu lebih lancar. Masyarakat dapat mempertimbangkan penggunaan jalan arteri, seperti Pantura dan Pantai Selatan Jawa. Pada arus mudik tahun 2022, penggunaan jalan arteri Pantura Jawa tergolong relatif lebih lancar ketimbang jalan tol.
“Penghubung jalur utara dan selatan Jawa belum bagus, sehingga pilihannya masih di pantura. Jalan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) belum selesai dan rencana Tol Cigatas (Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap) belum terealisasi,” kata Djoko.
Djoko mengungkapkan, pemudik sering memandang akses tol itu cepat sehingga sebagian besar memilih tol, namun pergerakan di tol menjadi lambat. Di sisi lain, area istirahat di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan.
Sejumlah tempat istirahat (rest area) yang disediakan di jalan tol untuk kondisi lalu lintas normal. Sementara pada musim Lebaran, lalu lintas kendaraan yang melewati jalan tol akan di atas kondisi normal.
“Pemerintah dinilai perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik Lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di rest area seperti toilet, khususnya jumlah toilet untuk perempuan harus lebih banyak dari jumlah toilet untuk laki-laki. Juga dibangun rest area tambahan di beberapa tempat yang cukup menyediakan toilet,” ujar Djoko.
Di samping itu, penambahan tempat-tempat istirahat di luar tol bisa berdekatan dengan pintu tol. Dengan demikian, tidak terjadi pemanfaatan bahu jalan tol untuk beristirahat yang memicu kemacetan.
“Dapat meminta bantuan Pemda untuk menyediakan tempat istirahat sementara yang dekat dengan pintu tol. (Contohnya) rest area yang dekat pintu tol berada di pintu Tol Salatiga tidak sampai 500 meter sudah berjajar sejumlah rumah makan hingga SPBU, dengan halaman parkir kendaraan yang mencukupi,” tutur Djoko.
Djoko menyarankan informasi tentang kondisi rest area di jalan tol sebaiknya mudah diketahui pengguna tol, sehingga pemudik segera mengambil keputusan keluar tol untuk mencari tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan.(*)
Reporter: dya,rls / Editor: widyawati