20 April 2025

Get In Touch

Temu Media, Wamendag Bahas Pentingnya Percepatan Digitalisasi UMKM di Kota Malang

(kiri-kanan) CEO & Co-Founder Dagangan, Ryan Manafe; Wamendag RI, Jerry Sambuaga; dan Distribution Head 3, PT Bank BTPN Syariah Tbk, Ali Andi Leon Arkantara, saat menjadi pemateri dalam acara Temu Media
(kiri-kanan) CEO & Co-Founder Dagangan, Ryan Manafe; Wamendag RI, Jerry Sambuaga; dan Distribution Head 3, PT Bank BTPN Syariah Tbk, Ali Andi Leon Arkantara, saat menjadi pemateri dalam acara Temu Media "Edukasi Digitalisasi Pasar, Warung, dan UMKM Jawa Ti

MALANG (Lenteratoday) – Kunjungi Kota Malang, Menteri Perdagangan (Wamendag RI), Jerry Sambuaga, tekankan pentingnya penerapan dan percepatan digitalisasi UMKM, yang di dalamnya termasuk pedagang pasar dan pemilik warung. Hal tersebut disampaikannya pada agenda Temu Media, di salah satu rumah makan di Kota Malang.

Pria yang akrab dengan sapaan Jerry ini mengatakan, pada tahun 2021 lalu, Kemendag RI telah menginisiasi Program Digitalisasi Pasar, dengan menargetkan 1 juta pedagang pasar. Dan 1000 hingga 2000 pasar rakyat untuk melakukan transformasi secara digital di tahun 2022.

“Kementerian Perdagangan terus mendorong pelaku UMKM termasuk pedagang pasar dan pemilik warung untuk bertransformasi secara digital. Hal ini dilakukan demi meningkatkan taraf ekonomi pedagang serta dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Jerry, ditemui usai acara Temu Media, Kamis (9/3/2023).

Untuk diketahui, pada tahun 2022, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 60,5 persen. Serta mampu menyediakan lapangan kerja bagi 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Oleh karena itu, Jerry menginginkan adanya percepatan digitalisasi UMKM untuk dapat menjawab tantangan resesi global dan mengikuti perkembangan permintaan pasar terhadap produk digital yang semakin meningkat.

“Digitalisasi itu datang dari hal sederhana. Jadi bagaimana kita memastikan sentra perdagangan dan pembelian masyarakat itu berjalan dengan efektif dan efisien. Pembayaran juga, pembayaran secara sederhana sudah bisa dilakukan dengan cashless payment atau non tunai,” imbuhnya.

Selain itu, dengan dilakukannya percepatan digitalisasi pasar. Jerry juga menyampaikan bahwa hal tersebut dapat mempermudah para pedagang ataupun pelaku usaha dalam mendapatkan barang dagangannya. Terkait hal ini, pihaknya juga menyinggung keterlibatan salah satu start up rural commerce, Dagangan, yang turut berperan dalam mendistribusikan kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau.

“Bagaimana kita mencoba memberikan efisiensi kepada pedagang dalam mendapatkan barang dagangannya. Dagangan, mereka melakukan efisiensi sehingga harga yang disampaikan kepada pedagang itu lebih terjangkau 20 hinga 30 persen. Nah ini salah satu yang patut untuk dikembangkan di daerah lain,” jelasnya.

Lebih lanjut, dalam upaya melakukan percepatan digitalisasi UMKM. Jerry menghendaki adanya tantangan yang harus diterima, baik oleh Pemerintah Pusat, Daerah, maupun para pelaku usaha. Yakni masih adanya kesenjangan infrastruktur pendukung digitalisasi, di beberapa wilayah di Indonesia.

“Karena digitalisasi itu harus disupport oleh infrastruktur digital tersebut. Infrastruktur digitalisasi belum optimal di beberapa daerah. Aksesnya itu agak menantang. Contoh saja mengenai sinyal jaringan. Nah tantangan kita adalah bagaimana mensupport dari hal-hal yang paling sederhana, seperti fiber optik, WPS, dan lainnya,” urainya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengaku, pihaknya selalu terbuka terhadap segala bentuk transformasi digital yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, terlebih di sektor perdagangan. Terbukti dengan adanya 26 paaar yang telah dilengkapi dengan fasilitas pembayaran non tunai, menggunakan kode QR standar Indonesia (QRIS).

“Kita sudah ada 26 pasar. Tetapi untuk maksimalisasi pemakaian masih sekitar 60 persen. Kesulitan (beralih ke digital) memang ada. Tapi saya rasa itu karena kebiasaan. Ini memang tantangan bahwa kita harus mau gak mau digitalisasi harus dilakukan,” ujar Eko kepada awak media.

Terpisah, CEO dan Co-Founder Dagangan, Ryan Manafe mengatakan, dengan adanya 50 HUB yang telah tersebar di pulau Jawa. Pihaknya menginginkan agar para pedagang dapat mendapatkan kebutuhan bahan pokok dengan harga normal. Sebab menurutnya, Dagangan merupakan suatu platform distribusi online, yang fokus melayani masyarakat di wilayah rural.

“Yang membedakan, kita ini bukan marketplace. Kami adalah platform distribusi online, karena kita fokus pada daerah rural di luar kota besar. Karena biasanya harga di daerah rural ini berbeda,” jelas Ryan.

Sebagai informasi, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Jerry menyebutkan, dari 16 ribu lebih pasar yang ada di Indonesia, tercatat masih sekitar 475 pasar yang telah melakukan transformasi digital.(*)

Reporter: Santi Wahyu /Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.