20 April 2025

Get In Touch

Buntut Pilot Disandera Susi Minta Maaf ke Warga Papua, Ungkap 70% Penerbangan Terhenti

Founder perusahaan Susi Air, Susi Pudjiastuti (kanan)
Founder perusahaan Susi Air, Susi Pudjiastuti (kanan)

JAKARTA (Lenteratoday)-Susi Pudjiastuti, founder Susi Air, meminta maaf kepada masyarakat Papua lantaran saat ini operasional maskapainya terganggu pasca-penculikan pilot Susi Air Captain Philip Mehrtens oleh KKB Papua.

"Saya sebagai founder, ingin meminta maaf pada masyarakat Papua, yang sekarang terganggu, karena 70 persen penerbangan porter berhenti," kata Susi dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

Susi menjelaskan, mestinya dalam sehari ada 30-40 penerbangan di Papua. "Semua terhenti, dan itu mengganggu suplai logistik masyarakat pegunungan," kata Susi.

Lantaran pesawat porter tidak bisa terbang, menurut Susi, maka lokasi-lokasi di Papua hanya bisa dijangkau dengan heli dan jalan kaki. "Jalan di Papua belum banyak," katanya.

"Kita masuk Papua 2006 sekarang ya tidak bisa melayani. Banyak sebab, armada kurang dengan dibakarnya pesawat kita. Dulu satu, sekarang satu," ujar Susi.

"Confidence pilot kita terbang di pegunungan terganggu, sehingga resign pilot tinggi kalau penyelesaian penyanderaan Philip ini tidak baik," kata Susi.

Susi berharap semua pihak baik pemerintah daerah hingga tokoh masyarakat di Papua dapat mendahulukan kepentingan masyarakat. "Kebutuhan pokok dan transportasi, hak kemanusiaan tidak bisa dihilangkan," kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Diplomasi Alot

Pilot pesawat Susi Air, kapten Philip Mark Mehrtens masih disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sejak 7 Februari lalu. Hingga saat ini, upaya pembebasan pilot tersebut belum berhasil.

Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap aparat keamanan hampir menyerbu kelompok itu. Tetapi Selandia Baru meminta agar tak ada tindakan kekerasan untuk membebaskan warga negaranya.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap sejumlah kendala dalam pembebasan Philip. Salah satu kendala yang dihadapi karena Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berbaur dengan masyarakat setempat.

"Pilot masih tetap kita usahakan dicari. Karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat, sehingga TNI juga harus hati-hati di dalam melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan itu," ujar Yudo di Jakarta, Senin (27/2).

Yudo menyebut operasi penyelamatan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu terus dilakukan dengan memaksimalkan prajurit yang berada di Papua dan tidak ada penambahan pasukan.

KKB meminta agar Philip ditukar dengan senjata api dan amunisi, sebagai syarat jika pemerintah ingin pilot asal Selandia Baru itu bebas.

Merespons hal tersebut, Mahfud menegaskan pemerintah tak bakal mengabulkan syarat tersebut."Tidak mungkin, masak kita berikan senjata kepada pemberontak. Ada taktik dan strategi yang dilakukan aparat kita," kata Mahfud di Surabaya, Selasa (28/2).

Ia menjelaskan aparat keamanan terus berusaha membebaskan Philip. Mahfud mengatakan nyawa dan keselamatan pilot itu diutamakan.

Negara, jelas Mahfud, pasti menyiapkan langkah dan strategi untuk penyelamatan. Mahfud juga menuturkan Philip saat ini dalam kondisi sehat.(*)

Reporter:dya,rls /Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.