JAKARTA (Lenteratoday)- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemanggilan pegawai Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo. Klarifikasi harta kekayaan Rp 56 miliar itu dijadwalkan dilaksanakan Rabu (1/3/2023) lusa.
"Iya. Undangan untuk hari Rabu," kata Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan Nainggolan saat dihubungi, Senin (27/2/2023)."Undangan klarifikasi [LHKPN]," tambahnya.
Pahala menambahkan, dalam pengusutan ini, pihaknya mengutus Direktur LHKPN turun tangan langsung. "Mengutus Direktur untuk klarifikasi? Iya," katanya.
Pahala belum bisa memastikan apakah klarifikasi LHKPN ini akan menyeluruh ke Ditjen Pajak atau dalam hal ini Kementerian Keuangan. Ia mengatakan, pihaknya untuk sementara masih fokus untuk Rafael Alun.
"Ini dulu. Nanti kalau ketemu polanya, baru lanjut yang lain. Tapi fokusnya bukan hanya yang harta besar, yang kecil juga perlu kalau ada informasi tambahan, ya," kata dia.
Sorotan harta kekayaan Rafael Alun ini menguak setelah Mario Dandy — putra Rafael — diduga melakukan penganiayaan terhadap korban bernama David.
Kejadian itu yang membuat harta kekayaan Rafael yang disebut tak sesuai profilnya. Anak dan istri disebut kerap memamerkan barang-barang dan kendaraan mewah.
Ini semakin memuncak, sebab kendaraan mewah yang dipamerkan Mario ternyata tak didaftarkan ke LHKPN.
Belakangan, PPATK bicara bahwa ada transaksi mencurigakan terkait Rafael Alun. Nilainya hingga miliaran rupiah. Bahkan, PPATK sudah melaporkan hal tersebut ke KPK dan Kejaksaan sejak 2012.
Kasusnya pun terus bergulir hingga puncaknya pencopotan Rafael dari jabatannya di Ditjen Pajak. Belakangan Rafael menyatakan mengundurkan diri sebagai ASN.
Rafael mengaku siap menjalani proses klarifikasi terkait harta kekayaannya oleh KPK. "Terkait pemberitaan mengenai harta kekayaan saya, sebagai bentuk pertanggungan jawab saya siap memberikan klarifikasi terkait harta kekayaan yang saya miliki," kata Rafael dalam video klarifikasi.(*)
Reporter:dya,rls /Editor: widyawati
.jpg)
.jpg)
