
BATU (Lenteratoday) – Mulai dirintis sejak tahun 2021, salah satu potensi wisata di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yakni Lumbung Bumi, sampai saat ini masih belum dapat dibuka untuk wisatawan.
Kepala Desa Pendem, Tri Wahyono Efendi mengatakan, belum berjalannya Lumbung Bumi dikarenakan sampai saat ini pihaknya masih dalam proses melengkapi sarana prasarana, yang nantinya akan mendukung kenyamanan wisatawan dalam berkunjung ke wisata edukasi tersebut.
“Untuk saat ini masih belum (dibuka). Karena proses menyelesaikan sarpras. Karena ini sebagai edukasi, inovasi desa Pendem. Kami juga meminta Dinas Pariwisata untuk memaksimalkan, karena desa juga saat ini sedang membuat gazebo-gazebo, memang belum maksimal. Karena kita penganggaran dari penggunaan APBDesa sendiri itu bertahap. Tidak bisa instan,” ujar Efendi, saat dikonfirmasi langsung oleh awak media, Sabtu (25/2/2023).
Pria yang akrab dengan sapaan Fendi ini menyampaikan, pengadaan gazebo paling lambat akan terealisasi tahun ini. Untuk total perkiraan anggaran, sambungnya, yakni sekitar Rp 87 juta. Yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Pendem.
“Untuk progres wisata Lumbung Bumi, kita masih proses dibantu dengan upaya penganggaran. Total anggaran kita menyesuaikan kebutuhan, ada untuk pengadaan gazebo tahun ini itu Rp 87 juta dari anggaran APBDesa kami. Tahun ini satu gazebo, tapi yang jumbo,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fendi mengaku masih belum bisa memprediksi prosentase penuntasan Lumbung Bumi saat ini. Sebab selain gazebo, pihaknya juga masih dalam tahap penyiapan outlet-outlet, yang nantinya akan berfungsi sebagai sarana edukasi terkait dengan pertanian padi.
“Kalau secara konsep ini memang kita ini kan dinamis. Untuk prosentasenya, karena kita juga belum menyiapkan outletnya. Nanti juga kan ada edukasi tentang tanaman padi. Jadi ya itu, outlet, termasuk sarpras pendukung yang sesuai dengan kultur Desa Pendem,” cetusnya.
Tak sampai disitu, Fendi juga menuturkan jika Lumbung Bumi tersebut telah diusulkan pada Musyawarah Rencanan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Junrejo. Akan tetapi, untuk tahun ini, Lumbung Bumi belum dapat masuk untuk menjadi salah satu program prioritas.
“Harapan saya ini bisa masuk ke Musrenbang tahun depan. Tapi kalau tahun ini untuk Desa Pendem, itu sudah masuk yang Taman Sehat. Mungkin juga perlu nanti bisa diprioritaskan pada program satu desa satu wisata, ini nanti biar Lumbung Bumi masuk di dalamnya,” terangnya.
Sebagai informasi, pemberian nama Lumbung Bumi disebutkan oleh Fendi bukanlah tanpa sebab. Menurutnya, hal tersebut didasarkan karena selama ini Desa Pendem telah diakui sebagai Lumbung Padi untuk wilayah Kota Batu.
Dalam satu tahun dengan 2 kali masa panen. Desa Pendem mampu menghasilkan kurang lebih sekitar 2.800 ton padi, dari luas hamparan sawah pertanian yakni 200 hektar.
“Jadi secara hitungan teori, satu tahun panen 2 kali. Per panen sekitar 6 sampai 7 ton, untuk 1 hektarnya. Nah kita ada 200 hektar. Karena Pendem ini sudah dinyatakan sebagai Lumbung Padi Kota Batu, jadi ya nanti juga harus ada kaitannya dengan Dinas Pertanian juga. Bagaimana keluar masuknya beras kita ini diperhatikan oleh Pemkot Batu,” pungkas Fendi. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi