20 April 2025

Get In Touch

Zelensky Pertimbangkan Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina dari China

Protes terhadap invasi Rusia telah meningkat. (Dok)
Protes terhadap invasi Rusia telah meningkat. (Dok)

JAKARTA (Lenteratoday)-China menyerukan gencatan senjata komprehensif di Ukraina. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, dia terbuka untuk mempertimbangkan bagian dari rencana perdamaian 12 poin yang diajukan oleh pemerintahan Xi Jinping.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (25/2/2023) pada peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina, sekutu Moskow China mendesak kedua belah pihak untuk menyetujui deeskalasi bertahap. Mereka memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dan menyebut bahwa konflik tidak menguntungkan bagi siapa pun.

Rencana itu dituangkan dalam makalah Kementerian Luar Negeri, sebagian besar merupakan pengulangan dari garis China sejak Rusia meluncurkan "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari 2022.

China telah menahan diri untuk tidak mengutuk sekutunya Rusia atau menyebut intervensi Moskow di tetangganya sebagai "invasi". China juga mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia.

"Semua pihak harus tetap rasional dan menahan diri, menghindari mengipasi api dan memperburuk ketegangan, dan mencegah krisis memburuk lebih jauh atau bahkan lepas kendali," tulis kementerian itu dalam keterangannya.

Penasihat senior Presiden Zelensky mengatakan, setiap rencana untuk mengakhiri perang harus melibatkan penarikan pasukan Rusia ke perbatasan di tempat ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.

Namun, Zelensky sendiri memberikan nada yang lebih reseptif dalam konferensi pers untuk menandai peringatan pertama konflik tersebut. Rusia menghargai rencana China dan terbuka untuk mencapai tujuannya melalui cara politik dan diplomatik.

"China tidak memiliki banyak kredibilitas karena mereka tidak dapat mengutuk invasi ilegal ke Ukraina," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan di Tallinn.(*)

Sumber:Reuters /Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.