20 April 2025

Get In Touch

Warga Kota Malang Olah Sampah Jadi Komponen Raket

Proses penggunaan mesin pembuat mata ayam dan komponen raket di kelurahan Bandungrejosari.
Proses penggunaan mesin pembuat mata ayam dan komponen raket di kelurahan Bandungrejosari.

MALANG (Lenteratoday) – Masyarakat Sentra Industri Raket (SIR) di kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, berhasil mengolah sampah untuk dijadikan komponen raket. Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memberikan bantuanmesin inject dan mesin penunjang pembuatan raket.

Penanggungjawab dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Edi S Bachrun mengatakan, mesin yang telah diberikan sejak 23 Desember 2022 lalu itu, saat ini mampu mengolah limbah sampah rumah tangga hingga mencapai 300-400 Kg plastik per harinya.

“Kita ngambil dari 3R di TPS untuk mengurangi kapasitas (sampah yang akan dikirim) untuk ke TPA. Kita pilah di situ, plastik kita daur ulang, kita hancurkan. 3R sekalinya ambil kita bisa kapasitas sehari hampir 300-400 Kg plastik dari masyarakat. Itu yang kami pilah, plastiknya yang untuk produk mata ayam,” ujar Edi, saat dikonfirmasi oleh awak media, Jumat (24/2/2023).

Edi menambahkan, limbah dari pengolahan mata ayam tersebut juga akan kembali diolah, sehingga dikatakannya tidak ada sampah yang tersisa dari pembuatan komponen raket yang dilakukannya. “Nah, mata ayam itu juga ada daur ulang untuk sampahnya. Sampah yang tadi dipakai, didaur ulang lagi sampai nanti habis,” tambahnya.

Dijelaskan oleh Edi, adanya mesin yang mampu menampung kapasitas hingga 90 ton tersebut juga mampu mempercepat proses produksi. Sehingga, dalam sekali produksi pihaknya mampu menghasilkan 100 hingga 150 Kg mata ayam.

“Kita kan lebih ke penunjang raketnya. Seperti mata ayam, skrup, pegangan raket, contong atau stangnya raket. Sekali produksi mata ayam per hari 100 sampai 150 kilogram. Dengan bantuan ini sangat bermanfaat sekali untuk mempercepat pengerjaan. Karena mesin ini kapasitas 90 ton, produksi per 15 detik,” urainya.

Di akhir, Edi menyebutkan bahwa untuk sementara ini pihaknya hanya mendistribusikan mata ayam di sekitar Klayatan dan Kemantren, Kecamatan Sukun. Sebab menurutnya, masyarakat sekitar yang notabene merupakan pengrajin raket, merasa masih kesulitan dalam memproduksi mata ayamnya sendiri.

“Di wilayah Klayatan itu sangat kesulitan mencari mata ayam ini, karena harganya sangat mahal. Jadi sementara ini kita melayani untuk sekitar Klayatan dan Kemantren. Karena mayoritas 60-70 persen masyarakatnya adalah pengrajin raket,” tukas Edi.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, yang juga berkesempatan mengunjungi Kelurahan Bandungrejosari dalam program mingguan bertajuk “Temu Warga” mengatakan, setidaknya terdapat 2 hal yang akan dikuatkan dalam rangka membangun perekonomian masyarakat setempat.

“Nanti akan kita kuatkan dengan bagaimana membangun pemberdayaan masyarakat agar perekonomian kuat. Dengan cara kita channeling nanti pendanaan. Kemudian yang kedua adalah marketnya. Nanti akan kita masukkan ke E-Catalog juga,” tegas orang nomor 1 di jajaran Pemkot Malang ini.

Tidak berhenti disitu, Sutiaji juga menyoroti proses daur ulang yang menurutnya menjadi suatu hal yang menarik. Pihaknya pun menyarankan agar kedepan, masyarakat di Sentra Industri Raket ini dapat merambah produksi shuttlecok, yang dinilainya cukup digemari di pasaran.

“Disini yang menarik kan produksi raketnya. Nanti saya minta mungkin juga bisa produksi shuttlecock, karena itu luar biasa kebutuhannya, kan satu kali pakai itu. Satu kali main itu minimal 10 buah. Nah ini hulu hilirnya akan kita kuatkan,” tutup Sutiaji. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.