20 April 2025

Get In Touch

Bantu UMKM Naik Kelas, Diskoperindag Kota Malang Beri Pelatihan Pembuatan Kue Kering

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi secara simbolis memberikan bantuan bahan-bahan pembuatan kue kering kepada perwakilan peserta. (Foto:santi/lenteratoday)
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi secara simbolis memberikan bantuan bahan-bahan pembuatan kue kering kepada perwakilan peserta. (Foto:santi/lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) – Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, semakin gencar bantu meningkatkan kelas para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) lokal. Terbaru digeber program pelatihan pembuatan kue kering/ cookies yabg diikuti 130 peserta.

“Karena kedepan ini kan sudah diprediksi ada resesi. Makanya, kami Diskopindag menjemput bola untuk mendidik, membimbing, dan mendampingi masyarakat. Mulai dari yang belum punya usaha, agar punya usaha. Yang usahanya mikro naik menjadi usaha kecil, yang kecil dapat mejadi menengah,” ujar Kadiskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, ditemui usai membuka program pelatihan pembuatan Cookies, Senin (6/1/2023).

Tidak hanya pembimbingan dengan melakukan pelatihan pembuatan cookies. Eko menyebut, peserta juga akan mendapatkan pendampingan dengan diberikannya sarana prasarana penunjang. Diantaranya melalui pemberian alat pembuat kue kering hingga dengan pengarahan tempat-tempat untuk berjualan.

“Tindak lanjutnya kita berikan sarana untuk produksi. Dan juga akan kita berikan tempat untuk berjualan, baik yang online maupun offline. Kalau online akan kita arahkan ke e-commerce yang tersedia. Yang offline, silahkan bergerak di tingkat RT/RW, nanti kami sediakan. Contohnya nanti kita bentuk pasar Minggu di tiap-tiap kelurahan,” urainya.

Sebelumnya, Eko menyampaikan bahwa 130 peserta yang mengikuti pelatihan berasal dari pelaku UMKM di seluruh kecamatan di Kota Malang. Pihaknya berharap, dengan pelatihan ini dapat meningkatkan kelas UMKM. Dari mikro hingga dapat menjadi suatu industri. “Dari 5 kecamatan sudah kami akomodir dan kami gerakkan semua. Dan ini akan berjalan terus menerus,” serunya.

Lebih lanjut, saat disinggung mengenai mekanisme pembagian alat pembuat kue kering. Eko menuturkan, khusus untuk alat dengan harga yang tinggi seperti oven. Maka mekanismenya akan dibuat menjadi cluster per kelurahan di RT/RW.

“Misalnya oven. Itu akan kita cluster. Makanya nanti arah kita akan membuat cluster industri. UMKM Tematik lah, istilahnya. Misalnya daerah Purwantoro kluster cookies, Daerah Sanan kluster tempe. Arah kita akan kesana,” katanya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Eddy Widjanarko mengatakan, pihaknya selalu mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, melalui Diskopindag untuk meningkatkan kelas UMKM lokal. Baik dengan melakukan pendampingan modal peralatan maupun finansial.

“Setelah itu harus ada salah satu bentuk pemasaran. Bisa marketplace bisa online, dan disamping itu saya sangat sepakat sekali. Untuk diadakan pasar UMKM di setiap RW. Apalagi kami mendorong untuk peralatan dan perlu biaya yang sangat besar, maka nanti dibentuk per RW. Nah, itu akan tumbuh perekonomian,” tegas Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Malang ini.

Terpisah, salah satu peserta pelatihan, Trinil Sri Wahyuni yang sekaligus ketua Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) paguyuban sentra produksi tempe dan kripik tempe Kampung Sanan, mengaku bahwa program pelatihan tersebut sangat membantu untuk inovasi produk olahan terbarukan dari Kampung Sanan.

“Program ini sangat membantu untuk inovasi produk olahan terbarukan dari kampung sanan khususnya. Jadi, kami memang sudah ada olahan dari limbah-limbah kedelai, limbah tempe. Tapi nanti sandainya ada resep terbaru dari sini, kan cukup membantu. Tambahan ilmu dari sini kan bisa diterapkan,” ujar Trinil.

Sebagai informasi, tak hanya pelatihan pembuatan kue kering. Diskopindag Kota Malang juga telah melaksanakan beberapa program pelatihan di bidang lain, seperti pelatihan bodycare, fashion, dan menjahit.(*)

Reporter: Santi Wahyu /Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.