20 April 2025

Get In Touch

Penjualan Dupa Merah Laris Manis

Owner Dupalo, Rosa Amelia, menunjukkan jenis-jenis dupa yang diproduksinya
Owner Dupalo, Rosa Amelia, menunjukkan jenis-jenis dupa yang diproduksinya

MALANG (Lenteratoday) – Omset salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dupa di Kota Malang mengalami peningkatan sejak 2 bulan lalu. Rosa Amelia, pemilik UMKM Dupalo mengaku menjelang Tahun Baru Imlek 2023, salah satu jenis dupa produksinya, yakni dupa merah merupakan produk yang paling laris diburu oleh konsumen.

“Seperti tahun yang lalu, peningkatan berkisar antara 15-20 persen. Tapi di 2 tahun belakangan setelah pandemi kenaikannya hampir sama. Peningkatan rata di depan, terus naik 15-20 persenan bukan yang dari bawah langsung naik gitu, jadi rata,” ujar Owner Dupalo, Rosa Amelia, ditemui di rumah Produksi Dupalo, Rabu (18/1/2023).

Rosa mengatakan, kenaikan omzet tersebut dimulai sejak 2 bulan lalu. Pasalnya, diwaktu tersebut konsumen telah memesan dupa untuk digunakan dalam acara-acara peringatan, seperti Natalan, Kuningan, Galungan, hingga tahun baru.

“Mulai kenaikan dua bulan sebelumnya, karena kan ada acara lain seperti Kuningan, Galungan, Natalan dan tahun baru justru orang malah beli dupa banyak. Justru sekarang ini gak hanya di Imlek saja tapi ternyata di hari tertentu pun banyak yang pakai,” ungkapnya.

Rosa juga menyebutkan bahwa menjelang Imlek, rata-rata konsumen banyak memesan jenis dupa warna merah. Dengan kisaran harga mulai dari Rp 60.000 per kilonya.

“Rata-rata kalau Imlek biasanya banyak yang warna merah. Kisaran harga paling murah, rata-rata yang kiloan yang kita pakai. Kalau kelas 1-2-3 itu prosesnya basah, semprot basah itu warnanya enggak nampak. Kalau yang kering kiloan berkisar antara Rp 60.000 sampai diatasnya,” jelasnya.

Dikatakannya bahwa usaha yang dirintisnya bersama sang suami mulai tahun 2013, ini bahkan telah menembus pasar luar negeri. Diantaranya seperti Jepang, Malaysia, hingga Myanmar. Selain itu, Dupalo juga melayani pembelian melalui e-commerce, dan toko yang beralamat di Perum Poharin, Jl. Terusan Sigura-Gura No.166A, Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Proses pengemasan Dupalo yang akan dikirim ke Krisna Oleh-oleh Bali

“Alhamdulillah kita sudah tembus ke pangsa luar negeri. Kalau untuk kelas premium rata-rata kita sudah kirim ke Jepang, Myanmar, Malaysia. Ini request dari agen tertentu bukan request sendiri. Dua bulan sebelum Imlek ini banyak dikirim ke sana (luar negeri),” sambungnya.

Lebih lanjut, saat ini usaha Dupalo miliknya telah memperkerjakan sebanyak 3 orang karyawan, dengan 2 rumah produksi yang dibedakan. Yakni rumah khusus untuk membuat stik, dan rumah produksi untuk wewangian.

“Saat proses awal kita bikin tidak hanya pure bisnis saja, tapi juga pemberdayaan, kemurnian bahan asli dari Indonesia. Pesan bahwa ini nanti akan diinternasionalkan. Terbukti di tahun berikutnya setelah kita coba, pangsa pasar yang pertama kali kita terima adalah di Krinas Oleh-oleh Bali,” serunya.

Sementara itu, terkait dengan proses pembuatan. Rosa menuturkan bahwa Dupa jenis Gold, memakan waktu pembuatan selama 30 menit. Sedangkan untuk Dupa warna merah, dikatakannya memakan waktu yang cukup singkat.

“Kalau yang seperti gold itu minyak ori direndam. Pembuatan selama 30 menit. Kalau penyemprotan gak sampe setengah jam. Kalau yang merah, cuma berapa menit saja. Semprot tapi kering, jadi kita ada dua metode yang semprot basah dan semprot kering,” jlentrehnya.

Diakhir, Rosa mengaku bahwa Dupalo yang saat ini telah memiliki 41 jenis aroma tersebut selalu mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Bahkan, salah satu produknya diberinama Melati Tugu, yang mengambil simbol monumen Tugu di Kota Malang.

“Iya sangat support. Pernah di 2015an ada agenda di Tugu, pembersihan kota Malang. Ada request dari Pemkot beberapa dus untuk dibakar dan diarak-arakan di Tugu. Kita pakai dengan takaran suami saya, dinamakan Melati Tugu, ini aroma pertama kali untuk mewangikan kota Malang,” tandasnya.

Sebagai informasi, diantara 41 aroma yanh 41 aroma yang dimilikinya. Rosa menyebutkan beberapa aroma yang paling banyak peminat yakni, sari madu, teratai, kelor, candana, tujubiru, melati keraton, melati bunda, melati raja, dan aroma teratai untuk wewangian khas Imlek. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.