20 April 2025

Get In Touch

Ajarkan Toleransi, 80 Pelajar Lintas Iman di Jombang Membatik Bersama

Sebagian pelajar lintas iman menunjukkan salah satu kerajinan batik yang dikerjakan bersama. Sutono
Sebagian pelajar lintas iman menunjukkan salah satu kerajinan batik yang dikerjakan bersama. Sutono

JOMBANG (Lenteratoday) - Memperingati haul ke-13 mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini sedikitnya 80 pelajar Islam dan Kristen di Jombang membatik bersama di halaman Gedung Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jombang, Jumat (13/1/2023).

Kegiatan bertujuan mengajarkan toleransi kepada peserta yang berbeda etnis dan berbeda agama. Kelima sekolah yang berkolaborasi itu:SD Kristen Petra Jombang, SMP Kristen Petra Jombang, MTs Al-Hikam Diwek Jombang, MA Al-Hikam Diwek Jombang, dan MI Islamiyyah Perak Jombang.

"Upaya ini merupakan langkah konkret mengajarkan toleransi kepada pelajar yang berbeda etnis dan agama untuk lebih saling mengenal dan bekerja sama," ujar Kepala Madrasah al-Hikam Diwek, Ika Maftuhah Mustiqowati.

Menurut juara favorit kepala madrasah berprestasi Kementerian Agama 2022 ini, intoleransi perlu dicegah sejak dini. Sekolah atau madrasah harus berani mengambil inisiatif mempertemukan siswa-siswi dengan kelompok lain yang berbeda etnis dan iman.

Kepala SMP Kristen Petra Jecqeline Adriana, mengungkapkan begitu penting kemerdekaan dalam pembelajaran toleransi kepada semua siswa.

"Sekarang ini sedang digalakkan Merdeka Belajar oleh Kemdikbud. Kita perlu menyambut baik. Pertemuan siswa-siswi Kristen-Islam adalah bagian dari hal itu," kata Jecqeline Adriana.

Sebelum membatik bersama, semua peserta diajak menyusuri kompleks SD Kristen Petra, termasuk gereja yang ada di dekatnya. Di sana, pelajar Islam mendapat kesempatan mengetahui lebih jauh tentang kekristenan dan gereja.

Praktik membatik dilakukan secara bersama-sama. Satu kain dikerjakan 5-6 siswa/i berbeda agama. Mereka bersatu menghasilkan karya bersama.

"Saya senang dengan kegiatan seperti ini. Dapat teman baru dari sekolah Islam," kata Kezia Duma, siswi kelas 7 SMP Kristen Petra. Kezia berkelompok dengan, Adinda Lathifaturrohmah, siswi MTs Al-Hikam. Mereka berdu saling membantu menghasilkan motif batik berkompetisi dengan kelompok lain.

Wakil bupati Jombang Sumrambah saat memberikan sambutan menyatakan kegiatan ini sebagai upaya pendidikan progresif. Dikatakan, setiap agama mengajarkan nilai toleransi yang perlu diimplementasikan, salah satu dengan melalui kegiatan sekolah.

"Kita perlu merawat nilai toleransi yang telah diwariskan Gus Dur. Apapun identitas kita, kita adalah saudara. Kita harus bergotong royong," papar Sumrambah.

Pada saat yang sama, Aan Anshori, aktivis GusDurian Jombang, menyatakan kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan. Mempertemukan siswa antaragama adalah kunci menanamkan toleransi. Baginya toleransi tidak bisa hanya dikotbahkan tanpa keteladanan.

Kegiatan ini juga dihadiri perwakikan Dinas Pendidikan Jombang, Kantor Kementerian Agama, dan perwakilan organisasi lintas agama di Jombang. (*)

Reporter: Sutono/Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.