20 April 2025

Get In Touch

Wali Kota Malang Berharap Implementasikan Ratib Al-Haddad dalam Hidup

Wali Kota Malang, Sutiaji, saat menghadiri Halaqah Ilmi dan Syarah Ijazah Pengajian Kitab Ratib Al-Haddad, oleh IKSASS dan IKMASS Malang Raya.
Wali Kota Malang, Sutiaji, saat menghadiri Halaqah Ilmi dan Syarah Ijazah Pengajian Kitab Ratib Al-Haddad, oleh IKSASS dan IKMASS Malang Raya.

MALANG (Lenteratoday) – Hadiri Halaqah Ilmi dan Syarah Ijazah Pengajian Kitab Ratib Al-Haddad, Wali Kota Malang, Sutiaji, berharap mampu mengimplementasikan amalan dari ijazah kitab Ratib Al Haddad.

“Ini kami menghadiri undangan. Memang saya pingin ijazahnya itu. Amalan Ratib mengurut keseharian, bagaimana membentengi dari faham-faham yang tidak sesuai ajaran agama Islam. Jadi wahdaniyah, mentauhidkan diri kita kepada yang maha kuasa," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis (12/1/2023).

Sutiaji menambahkan, dengan mengamalkan serta memahasi amalan ratib, maka imbas dan manfaatnya akan banyak dirasakan. “Misal, dalam hidup ini bukan perkara transaksional. Sebab hidup di dunia ini juga harus sambil bersandar kepada Tuhan, utamanya dalam bekerja dan berkarya,” imbuhnya.

Sebelumnya, acara tersebut merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) dan Ikatan Mahasiswa Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKMASS) Malang Raya.

Wali Kota Malang, Sutiaji, usai menghadiri Halaqah Ilmi dan Syarah Ijazah Pengajian Kitab Ratib Al-Haddad, bertempat di Kantor PCNU Kota Malang

“Kebetulan alumni Sukorejo itu kan ada 2. Ada yang di Mahasiswa ada yang tempat tinggalnya disini. Nah itu rutinan pengajiannya kita per 3 bulan, itu keliling. Bahasannya Ratib, kemudian Syawariq, macem-macem lah,” terang Ahmad Asyari Ketua IKSASS.

Ahmad selanjutnya mengatakan, pengajian yang dilaksanakan di kantor PCNU Kota Malang ini dihadiri hampir sekitar 200 jamaah. Sedangkan terkait dengan ijazah, Ahmad menjelaskan bahwa ijazah merupakan bentuk perizinan dari guru atau kyai kepada para santri, untuk mengamalkan amalan yang bermanfaat, bagi dunia dan akhirat.

“Tradisi di NU, ijazah itu diturunkan dari sanad Rasullullah, oleh seorang guru atau Kyai. Jadi secara adab, di NU itu akan menyambung dari guru ke guru sampai ke Rasulullah. Nah, hari ini yang menyelenggarakan adalah Santri Sukorejo. Iksass dan Ikmass. Cuma, ijazahnya tadi untuk umum. Siapapun yang mau mengamalkan,” jelasnya.

Dikatakannya, ijazah amalan ratib tersebut diberikan langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, KH. Raden Ahmad Azaim.

“Beliau ini murid Sayyid Muhammad Bin Alwi Al-Maliki, dari Makah Mukaromah. Jadi insyaallah sanadnya nyambung ke Rasulullah. Jadi ini (pemberian ijazah) secara lisan. Beliau sudah (menyampaikan) Ajaztukum, kemudian (jamaah) bilang Qabiltu. Maka itu sudah boleh mengamalkan itu,” paparnya.

Sebagai informasi, kegiatan pengajian tersebut diawali dengan pembacaan ratib al hadad, kemudian melakukan kajian syarah ratib al haddad, sholawat, dan pemberian ijazah amalan Ratib. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.