22 April 2025

Get In Touch

Eks Penghuni Kolong Tol 1001 Malam Mendapat Pekerjaan dari Pemkot Surabaya

Zulfa Rahmanita Rosidah (19) eks penghuni Kolong Tol 1001 Malam menapat pekerjaan dari Pemkot Surabaya
Zulfa Rahmanita Rosidah (19) eks penghuni Kolong Tol 1001 Malam menapat pekerjaan dari Pemkot Surabaya

SURABAYA (Lenteratoday) -Eks penghuni kolong tol Kampung 1001 Malam telah dipindahkan ke Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Sumur Welut, sebagian sudah memperoleh pekerjaan.

Dari 16 Kepala Keluarga (KK) saat ini 12 orang diantaranya mendapat pekerjaan. Mereka bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.

Salah satunya, Zulfa Rahmanita Rosidah, 19, bekerja di dapur permakanan Dinsos Surabaya. Kesehariannya, ia bekerja sebagai juru masak di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Griya Wreda Jambangan.

Zulfa, sebelum dipindahkan ke rusun mengaku jika sempat tak yakin dengan ucapan Wali Kota Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Anna Fajriatin kalau akan memperoleh pekerjaan.

"Waktu Pak Wali ke sana (Kolong Tol 1001 Malam) bilang mau memberi pekerjaan itu, saya ragu. Sempat nggak mau awalnya, akhirnya ternyata benar diberi pekerjaan dan tempat tinggal layak," kata Zulfa, saat ditemui di Griya Wreda, Jumat (6/1/2023).

Di Griya Wreda, Zulfa tampak sibuk menyiapkan beberapa bahan masakan untuk menu yang dimasak besok pagi. "Rencananya masak Gulai buat sarapan para lansia di sini," ujar Zulfa.

Zulfa bercerita, semasa dirinya tinggal di kolong jembatan situasinya pengap, debu, dan kumuh. "Dari kecil saya di sana, sejak 19 tahun lalu. Saya tinggal bersama nenek dan dua adik saya, jadi sudah terbiasa" sebutnya.

Setelah pindah ke rusun, Zulfa sangat bersyukur karena hidup lebih layak. Sesuai ucapan Wali Kota Eri, kini nasibnya berubah drastis. "Terima kasih Pak Wali dan Bu Kadinsos sudah mengubah nasib kami. Ternyata yang dibilang Pak Wali itu beneran," akunya.

Aris Setiawan yang merasakan hal sama. Kini ia menjadi lebih baik daripada tinggal di bawah kolong jembatan tol. Mantan pengamen jalanan itu mengaku, semenjak tinggal di rusunawa hidupnya menjadi lebih baik.

Bahkan, kini dia juga sudah mendapatkan pekerjaan baru. Pria 25 tahun itu sudah tidak lagi merasa was-was, harus kucing-kucingan dengan Satpol PP ketika menjadi pengamen jalanan.

"Sudah sering saya kena razia, setelah dapat informasi kalau penghuni rusun mau direlokasi ke rusun itu saya bersyukur, walaupun sedikit ragu. Kalau melihat seperti dulu, nelangsa rasanya, apalagi anak saya harus tidur di kolong jembatan," kata Aris.

Aris sekarang menjalani hidup lebih layak bersama anak dan istrinya. "Dulu tinggal di kolong jembatan, sempat ditinggal istri saya. Alhamdulillah sekarang ternyata ada hikmahnya, saya bisa bahagiakan anak dan istri," ucap Asir sembari mengingat masa lalunya.

Kini ia bekerja di tempat sama seperti Zulfa, hanya saja berbeda tugasnya. Kesehariannya, Aris bekerja sebagai petugas kebersihan di UPTD Griya Wreda Jambangan. "Alhamdulillah terima kasih Pak Wali sudah diberi pekerjaan seperti ini. Lebih bersyukur lagi, keluarga kecil saya bisa utuh kembali," imbuhnya.

Senada dengan Aris, salah satu eks penghuni kolong tol 1001 Malam, Firmansyah turut berbahagia bisa diberikan pekerjaan yang lebih layak oleh pemkot. Nasibnya sama seperti Aris, bapak empat anak itu sebelumnya banting tulang demi menghidupi keluarganya dengan cara mengamen.

Bahkan kini, ia bersama istrinya Iin Indriyani, serta empat orang anaknya bisa hidup layak di Rusunawa Sumur Welut.

"Dibanding kerjaan saya yang dulu dengan sekarang, jauh berbeda. Yang dulunya jadi pengamen dan terkadang sebagai pemulung, sekarang saya jadi petugas kebersihan di DLH Surabaya," ucap Firmansyah.

Firmansyah tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur. Keinginan yang selama ini ia impikan, hidup lebih layak dan membahagiakan keluarganya pun terwujud.

"Terima kasih Pak Wali (Eri Cahyadi), Bu Anna. Meskipun sebagai petugas kebersihan, saya yakin bisa membahagiakan keluarga saya dan menyekolahkan anak saya," pungkasnya.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, pada saat proses relokasi warga kolong jembatan tol di kawasan Kampung 1001 Malam pada saat itu. Bahwa pemkot tidak asal memindahkan warga dan menertibkan bangunan di kawasan itu. Akan tetapi, pemkot juga bertanggung jawab, memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut.

Reporter: Miranti Nadya|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.