20 April 2025

Get In Touch

Tiko, 12 Tahun Merawat Ibu di Rumah Mewah Tanpa Penerangan dan Air

Rumah Tiko
Rumah Tiko

JAKARTA (Lenteratoday) - Kisah hidup Tiko (23) yang merawat ibunya di dalam rumah mewah tanpa PLN dan air ini mendadak viral. Tiko merawat sang ibu, Eny, selama 12 tahun atau sejak 2010 lalu, di mana sang ibu dalam kondisi depresi.

Dikutip dari cnnindonesia, Kamis (5/1/2023), Tiko terpaksa hidup di dalam rumah di bilangan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, tanpa penerangan PLN dan air, lantaran sudah diputus pihak terkait.

Selama ini, Tiko hanya menggunakan lilin sebagai penerangan mereka. Tiko merawat ibunya sejak 2010 tepat setelah sang ayah pergi meninggalkan mereka hingga kini tak kembali.

"Sudah kurang lebih 12 tahunan (merawat) dari tahun 2010. Kan papah pergi udah hampir 12 tahun," kata Tiko saat ditemui di rumahnya di Komplek PLN, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, dikutip dari cnnindonesia.com Kamis (5/1/2023).

Lebih lanjut, Tiko menceritakan bahwa kondisi sang ibu mulai mengalami depresi sejak kepergian sang ayah. Melihat kondisi itu, mau tak mau, Tiko yang masih berusia belia harus merawat sang ibu seorang diri.

"Awalnya ya papah pergi, ibu tinggal sendiri dan kondisi ibu kan seperti itu lah ya, kejiwaannya depresi atau seperti apa. Setelah itu aku ngurus ibu, berdua aja, maksudnya aku tinggal sama ibu berdua," ujarnya.

Kondisi sang ibu semakin parah ketika usaha keluarga yang mendadak bangkrut. "Mamah sama papah itu rekanan departemen keuangan," ucap Tiko.

Sejauh ini, Tiko tak memiliki niat untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Tiko hanya ingin merawat ibunya di rumah.

Tak lama setelah ayahnya pergi, listrik dan air di kediaman Tiko dicabut. Sementara, untuk kebutuhan sehari-hari, Tiko mengambil satu ember air di rumah tetangganya. Sementara untuk penerangan, Tiko menggunakan lilin.

"Jadi air ngambil dari sebelah kan ada sanyo (pompa air), ngambil satu ember-satu ember gitu. Kalau untuk listrik enggak ada, penerangan pakai lilin," tuturnya.

Kondisi itu memaksa Tiko untuk putus sekolah saat kelas satu SMP. "Alasannya aku kurang tahu, waktu itu mamah bilang mungkin karena biaya atau apa dari mamahnya enggak mau ngelanjut, ya sudah aku ikutin kata mamah saja," kata Tiko.

Untuk bertahan hidup, Tiko sempat berjualan gorengan dan menjajakan dagangannya dengan berkeliling. Namun, karena kondisi ibunya kian parah, Tiko kemudian ditawari pekerjaan oleh Ketua RT 06 RW 02 Kelurahan Jatinegara sebagai petugas keamanan kompleks. Terhitung, Tiko sudah empat tahun bekerja sebagai satpam di komplek rumahnya.

Meski kondisi ekonominya sulit, niat untuk menjual rumah tersebut tak pernah terlintas dibenak Tiko dan ibunya. Rumah itu tetap dipertahankan sesuai keinginan sang ibu. "Alasannya mungkin karena peninggalan papah, kurang tahu juga aku," kata Tiko.

Relawan membersihkan rumah Tiko.

Kondisi Tiko dan ibunya yang demikian mengakibatkan rumah yang mereka tinggali tak terawat dan terkesan terbengkalai. Untuk membersihkan rumah tersebut, personel dari Gulkarmat Jaktim turun tangan.

Kasi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan kegiatan pembersihan itu dilakukan setelah ada permintaan dari salah satu kelompok relawan yang bersimpati dengan keadaan rumah Ibu Eny.

"Di dalam memang kondisinya debu sangat tebal. Rumahnya sudah tidak terawat atau tidak ditempati," kata Gatot.

Kegiatan pembersihan rumah mewah berlantai dua yang terbengkalai itu juga melibatkan anggota petugas Penanganan Prasarana & Sarana Umum (PPSU) dan kelompok relawan. (*)

Sumber : cnnindonesia.com | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.