20 April 2025

Get In Touch

Maksimalkan Peran Berorganisasi, DPD PPNI Surabaya Bekali ToT Terintegrasi Jajaran DPK

Para pembicara pada acara ToT Terintegrasi yang diadakan DPD PPNI Surabaya (atas). (Bawah) Peserta dan pembicara berfoto bersama di akhir acara.
Para pembicara pada acara ToT Terintegrasi yang diadakan DPD PPNI Surabaya (atas). (Bawah) Peserta dan pembicara berfoto bersama di akhir acara.

SURABAYA (Lenteratoday) - Guna mensolidkan dan penguatan organisasi, Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Surabaya memberikan Training of Trainer (ToT) Terintegrasi kepada seluruh jajaran Dewan Pengurus Komisariat (DPD) di bawahnya.

Kegiatan tersebut diadakan, Minggu (18/12/2022) di Hotel Wydham, Surabaya. Sebagai pemateri antara lain Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Jatim, Prof Nur Salam, MNurs (Hons), Dr. A.V. Sri Suhardiningsih, S.Kp.,M.Kes. FISQua (Pengurus DPW PPNI Jatim), Ketua DPD PPNI Surabaya, Dr. Nuh Huda, SKep, Ns, MKep, SpKMB beserta pengurus lainnya.

Dalam sambutannya M. Hendri Haryono, SKM., M. Kep, ketua panitia acara menyampaikan ToT Terintegrasi diikuti 147 orang utusan dari 49 DPK anggota DPD Kota Surabaya. Acara ini untuk peningkatan SDM DPK

“Terima kasih kepada para peserta, terima kasih kesediaan hadir Prof Nur Salam, Ketua DPW PPNI Jatim. Juga kepada seluruh panitia yang bekerja keras menyiapkan acara ini,” ujar Hendri

Giliran memberikan sambutan Dr. Nuh Huda, SKep, Ns, MKep, SpKMB menyinggung peran Bapena DPD PPNI Surabaya yang berpartisipasi memberikan bantuan kemanusian kepada korban bencana longsor di Trenggalek dan korban erupsi Semeru di Lumajang. Serta donasi DPD PPNI Surabaya Rp 347 juta untuk pembangunan Graha PPNI Jatim.

“Donasi itu merupakan hasil sumbangan peserta seminar/webinar Bapena, beberapa waktu lalu. Mudah-mudahan sumbangan ini menjadi berkah untuk DPD PPNI dan semuanya bisa jalankan 5 tahun ke depan selalu kompak dengan satu visi dalam PPNI ini,” papar Huda.

Sementara itu, Prof Nur Salam dalam menyebutkan, ada lima manfaat berorganisasi. Antara lain: menguatkan iman dan menguatkan silaturahmi. Serta bisa menjadi ajang diskusi dari hati ke hati, menambah relasi dan menjadikan hidup lebih bermakna.

“Semakin banyak kenalan, bisa menjadikan hidup lebih bermakna. Ketiga adalah menyehatkan jiwa dan raga kita. Keempat adalah menguatkan akal dan pemikiran kita seperti ToT saat ini,” ujarnya.

Ditambahkan, dalam ToT, bagi pengurus yang baru dilantik menjadi tahu apa yang harus dilakukan untuk menjalankan organisasi perlu suatu arahan pembelajaran dan banyak lagi. Pengurus harus punya program dan target.

“Seorang pemimpin yang luar biasa itu bisa dilihat dari bagaimana kemampuannya me-manage waktu dan target-target. Kalau tidak begitu yo wis simbol saja yang penting pernah tercatat sebagai ketua DPK itu saja,” paparnya.

Lebih lanjut menurut Nur Salam perlu modal 3C. Yakni, antara lain competency yang didapat dari sekolah, pelatihan, pengalaman. “Kita harus memampukan diri kita apalagi sebagai pengurus DPK, misalnya tentang burekol. Pengurus harus bertanggung jawab secara akuntabel,” ujarnya.

C berikutnya adalah confidence atau kepercayaan diri. Apalagi Kota Surabaya dengan anggota sekitar 15.000 perawat sebagai barometer dari 38 DPD se-Jawa Timur.

“Pesan saya, janganlah menjadi gunting. Meskipun lurus tapi dia memisahkan. Jadilah jarum. Meskipun menusuk menyakitkan tapi dia menyatukan,” ujar Nur Salam.

Manfaat berorganisasi yang kelima, menghaluskan perasaan yaitu tepo seliro, berpikir ke depan. Eksistensi / keberadaan kita diperlukan. Seorang pengurus memegang 3 hal, yakni; regulasi/aturan, evidence base (basis bukti) dan pendapat para ahli sesuai bidang. Sebagai pengurus ketiga hal itu menjadi dasar membuat keputusan.

“Menjadi pengurus, bisa memberi lebih banyak, baik kepada organisasi maupun anggota. Inilah pesen saya yang ingin saya sampaikan mudah-mudahan kegiatan ToT ini menjadi bermanfaat,” pesan Prof Nur Salam diakhir materi yang disampaikan.

Sedangkan Dr. A.V. Sri Suhardiningsih, S.Kp.,M.Kes. FISQua menyampaikan materi “Cara Berfikir dan Memasarkan Produk Organisasi Profesi PPNI menuju PPNI lebih maju” menyinggung

Perda di Jatim tentang praktik keperawatan yang sudah ditandatangani Gubernur Khofifah Indar Parawansa di mana perawat minimal digaji UMR. “Ini karena memang perawat adalah pahlawan kemanusiaan,” ujarnya. (*)

Reporter: Santi Andriana | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.