
Kediri-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri segera bergerak untuk mengantisipasi penularan Covid-19 terhadap ribuan karyawan pabrik rokok (PR) PT Gudang Garamn (GG). Langkah ini dilakukan agar terhindar dari kasus yang saat ini dialami oleh PT HM Sampoerna di Surabaya.
“Mungkin bisa kami komunikasikan dengan manajemen PT GG. Permintaan dari PT GG (Rapid Test,red) juga belum ada, mungkin bisa bekerja sama dengan Rumah Sakit juga,” kata dr Bambang Triyono Putra, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri saat dihubungi via pesan singkat, Jumat (1/5).
Ditambahkan, Rapid Test hanya digunakan untuk screening pada mereka yg kontak erat atau dari daerah terjangkit. Sebab, stok Rapid Test yang dimiliki sangat terbatas, sedang jumlah karyawan PT GG mencapai ribuan orang.
“Jadi penggunaan Rapid Test lebih terfokus, karena stoknya sangat terbatas. Makanya, Dinkes akan menjajaki komunikasi dengan manajemen PT GG. Saya kira langkah itu baik saja, sebagai antisipasi dini penularan,” ujar dr Bambang, yang juga pernah terpapar Covid-19 dan sudah dinyatakan sembuh.
Menurut dr Bambang, pihaknya berkaca pada kasus PT HM Sampoerna di Surabaya yang karena ketidakjujuran karyawan yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sehingga menulari karyawan lainnya hingga mencapai 98 orang.
Hal senada disampaikan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kediri, dr Ahmad Chotib. Dikatakan, jumlah karyawan PT GG mencapai ribuan orang. Sementara jumlah rapid test tersedia jumlahnya tdk sebanyak itu.
“ Sehingga pemeriksaan Rapid Test dilakukan secara terukur sesuai indikasi. Tidak bisa dilakukan secara massal dengan objek orang yang belum jelas diketahui keterkaitannya (Tracing) dengan orang yang sebelumnya diketahui positif,” kilahnya.
Berbeda dengan Pemkot Kediri yang tak panik untuk melakukan pemeriksaan kepada PT GG.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima MKes saat dihubungi menegaskan belum ada rencana rapid test massal di lingkungan karyawan PT GG. Apalagi stok Rapid test yang dimiliki Tim Gugus Tugas sangat terbatas.
“Kecuali kalau pihak PT GG mau mengadakan Rapid test mandiri, monggo. Kalau kita belum ada rencana, Rapid test yang kita miliki juga sangat terbatas. Rpi test yang dilakukan Dinas Kesehatan hanya berdasarkan indikasi hasil tracing,” paparnya.(Gos)