
Kediri-Warga terdampak Corona di Kota Kediri ibarat hujan bantuan. Berbagai program bantuan sosial telah diluncurkan Pemkot Kediri.
Kali ini bantuan disalurkan ke Kelurahan Ngronggo.
Sebanyak 695 KK (Kepala Keluarga) di Kelurahan Ngronggo mendapatkan bantuan Kartu Sahabat (Santunan Hadapi Bencana Tunai) yang berupa uang tunai Rp 200.000 dan beras 10 kg. Bantuan tersebut diberikan setiap bulan hingga tiga bulan ke depan.
Wali Kota Kediri Abduulah Abu Bakar memantau langsung penyerahan bantuan Kartu Sahabat tersebut. Tampak ikut mendampingi, Plt Asisten Administrasi Umum Setda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri, Triyono Kutut, Kepala Bulog Sub Divre V Kediri Mara Kamin Siregar, Lurah Ngronggo Miftahur Rozaq, serta Relawan Dinas Sosial Kota Kediri.
Para penerima bantuan dapat mencairkan uang yang tersimpan pada Kartu Sahabat tersebut di Bank Jatim. Namun masyarakat tidak perlu berbondong-bondong ke Bank Jatim karena uang ini tidak akan hangus hingga Desember 2020.
Abu Bakar menjelaskan bantuan bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 tersebut bersumber dari APBD Kota Kediri. Penrima adalah yang tidak masuk pada database PKH dan BLT. "Kita sudah masukkan data jumlahnya sebanyak 23.840 KK," jelasnya.
Selain itu Mas Abu--begitu sapaannya-- juga menyampaikan 5 golongan masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan. Pertama, ASN, anggota TNI dan anggota Polri. Kedua, pegawai BUMD maupun BUMN. Ketiga, pegawai swasta dengan gaji diatas UMK. Keempat, pensiunan ASN, TNI dan Polri. Kelima, wiraswasta dengan gaji diatas UMK.
"Simpel saja lainnya itu yang terdampak asalkan mendaftar ke kelurahan kita akan layani," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut mengatakan sampai dengan saat ini bantuan bagi masyarakat terdampak Covid-19 telah tersalurkan di kurang lebih 15 kelurahan.
"Selanjutnya akan terus disalurkan. Besok hari, Sabtu (2/5)kita juga akan lakukan penyaluran bantuan ini," ungkapnya.
Untuk proses validasinya, Triyono Kutut menjelaskan, memang dibutuhkan waktu hampir satu setengah bulan. "Kita memang harus berhati-hati. Data memang benar-benar dicocokkan agar nantinya tidak ada permasalahan," pungkasnya. (gos)