20 April 2025

Get In Touch

Wali Kota Blitar Santoso: Uang Rp 400 Juta yang Diambil Perampok untuk Bayar Utang Kampanye Pilkada

Walikota Blitar, Santoso memberikan keterangan pada media di Rumdin pasca kejadian perampokan. (Foto:Ais/LenteraToday)
Walikota Blitar, Santoso memberikan keterangan pada media di Rumdin pasca kejadian perampokan. (Foto:Ais/LenteraToday)

BLITAR (Lenteratoday) - Teka-teki banyaknya uang tunai yaitu sebesar Rp 400 juta milik Wali Kota Blitar, Santoso yang ada di Rumah Dinas (Rumdin) dan berhasil digondol perampok terjawab juga. Menurut Santoso, uang tersebut akan digunakan untuk membayar utang kampanye saat Pilkada 2020 lalu.

Pertanyaan ini dijawab langsung oleh Wali Kota Santoso di teras Rumdin pada wartawan, bahwa benar uang miliknya sebesar Rp 400 juta dibawa oleh para perampok. "Iya memang betul Rp 400 juta itu uang saya," tutur Santoso, Selasa (13/12/2022) siang.

Lebih lanjut orang nomor satu di Kota Blitar tersebut menjelaskan kalau uang tersebut akan digunakan untuk membayar hutang saat kampanye Pilkada 2020 lalu. "Jujur saja, saya masih punya utang saat kampanye Pilkada 2020 lalu. Rencana saya, akan saya cicil akhir tahun ini. Tapi ternyata sudah didahului (diambil perampok)," jelasnya.

Dari mana uang Rp 400 juta itu didapatkan Santoso, mengaku dikumpulkan sedikit demi sedikit dari honornya membuka acara, selama setahun ini. "Jadi akan saya cicil, karena masih belum lunas. Jumlahnya berapa tidak perlu saya sebutkan, yang penting sampean tahu uang saya yang diambil besarnya sekitar itu," tandasnya.

Selain menjawab soal uang Rp 400 juta miliknya yang digasak kawanan perampok di rumdinnya, Walikota dari PDIP ini juga membeberkan perisitiwa penyekapan dan ancaman sajam berupa parang oleh komplotan yang mendobrak  masuk kamar pribadinya. "Istri saya biasa salat tahajud sekitar jam 03.00 WIB, tiba-tiba pintu kamar sebelah timur digedor lalu istri membangunkan saya kira lindu (gempa)," beber Santoso.

Tidak lama kemudian pintu kamar didobrak oleh 3 orang, yang langsung menyergap Santoso dan diminta tengkurap di lantai. "Kemudian tangan dan kaki saya diikat, mulut dan mata dilakban. Kalau istri saya berdiri menghadap utara, juga diikat dan dilakban," ceritanya.

Saat disekap di kamarnya, Santoso mengaku sempat ditendang dan dipukuli oleh para pelaku. Sambil mengancam dengan parang, menanyakan dimana brangkas miliknya. "Karena saya tidak punya brangkas, saya jawab tidak ada. Tapi pelaku terus mengancam, bahkan akan menelanjangi istri saya. Karena kawatir dengan keselamatan istri saya, saya bilang silahkan di cek di lemari," terangnya.

Setelah hampir 30 menit mengobrak-abrik lemari dan mendapatkan barang berharga berupa perhiasan dan uang Rp 400 juta, pelaku menanyakan dimana posisi kotak Digital Video Recorder (DVR) CCTV. "Saya bilang ada di ruang kerja, kemudian mereka memotong kabelnya dan membawa kotak hitamnya (DVR)," kata Santoso.

Sampai kondisi sepi, karena pelaku diperkirakan sudah kabur sekitar jam 04.30 Wib. Santoso yang berhasil melonggarkan lakban di mulutnya berteriak minta tolong, tapi tidak ada yang datang. "Karena Sat Pol PP yang jaga juga dilumpuhkan, diikat dan dilakban," pungkasnya.(*)

Reporter:arief sukaputra | Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.