
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Widodo, mengapresiasi langkah pemerintah daerah melakukan program subsidi berupa beras pera atau beras karau, yang dipasarkan melalui Bulog di pasar penyeimbang di Kota Palangka Raya.
"Langkah pemerintah menyediakan beras bersubsidi yaitu beras pera atau karau sudah tepat untuk membantu masyarakat sekaligus mengendalikan inflasi," papar Sigit, Senin (12/12/2022).
Ia mengatakan, di pasar penyeimbang tersedia dua jenis beras subsidi yakni beras pera/karau dan beras premium pulen. Total beras subsidi yang disediakan Pemerintah Provinsi sebanyak 2.700 ton. Terdiri dari beras pera 1.350 ton dan beras premium pulen sebanyak 1.350 ton.
Sedangkan nilai subsidi yang diberikan pemerintah provinsi, Sigit melanjutkan, untuk beras pera adalah Rp 6 ribu per kilogram dan beras premium pulen Rp 4 ribu per kilogram. Uji coba sebanyak satu ton pun telah dilaksanakan melalui Bulog setempat, yaitu 500 kilogram beras pera dan 500 kilogram beras premium pulen.
Dengan demikian harga beras pera subsidi per lima kilogram menjadi Rp 47.500 dan beras premium pulen per lima kilogram menjadi Rp 50.000.
"Adanya beras subsidi ini tentu disambut gembira masyarakat, khususnya beras pera yang lebih banyak diminati masyarakat," ungkapnya.
Selanjutnya legislator dari fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan, melalui serangkaian program dan kegiatan di berbagai sektor, pemerintah provinsi telah berhasil menekan laju inflasi dalam beberapa bulan terakhir.
Ini dapat dilihat dari inflasi (year on year/yoy) Kalimantan Tengah, di bulan September 2022 sebesar 8,12 persen, di bulan Oktober turun menjadi 7,10 persen, dan di bulan November turun kembali menjadi 6,97 persen.
Selebihnya Sigit mengatakan, harga kebutuhan masyarakat pada November 2022 relatif terkendali. Bahkan Inflasi yang terjadi pada November 2022 lebih disebabkan faktor eksternal dan di luar kewenangan pemerintah daerah. Yang mana dikarenakan kenaikan tarif angkutan udara maupun kenaikan harga rokok yang dilakukan para produsen, sebagai antisipasi kenaikan cukai rokok tahun mendatang agar kenaikannya tidak terlalu tinggi.
"Sedangkan upaya jangka panjang yang bisa dilakukan antara lain bekerja sama antar daerah dalam rangka menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan," pungkasnya. (*)
Reporter : Novita | Editor : Lutfiyu Handi