SURABAYA (Lenteratoday) - Pihak ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ke kedutaan besar Pakistan di Kabul, Afghanistan pada Sabtu (3/12/2022). Dalam serangan tersebut, seorang penjaga keamanan kedubes terluka.
Pernyataan tanggung jawab tersebut dinyatakan oleh lembaga pemantau gerakan ekstremis dan radikal, SITE, cabang regional ISIS di Afghanistan, menyebutkan bahwa ISIS-Khorasan (ISIS-K) mengklaim telah melancarkan serangan yang menargetkan duta besar Pakistan dan para pengawalnya "yang murtad" di Afghanistan.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk serangan itu sebagai "upaya pembunuhan" dan menyerukan penyelidikan. "Emirat Islam Afghanistan tidak akan mengizinkan aktor jahat untuk mengancam keamanan misi diplomatik di Kabul," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Islamabad pun berjanji bakal menemukan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini.
Sementara itu, juru bicara kepolisian di Kabul mengatakan seorang tersangka telah ditangkap dan dua senjata ringan disita setelah pasukan keamanan menyapu gedung di dekatnya.
Seorang pejabat kedubes Pakistan mengatakan kepada AFP serangan teror bermula ketika seorang penyerang tunggal "datang dan mulai menembak" ke arah gedung kedubes. Duta besar dan staf kedutaan berhasil selamat.
Meskipun Pakistan tidak secara resmi mengakui pemerintah Afghanistan di bawah rezim Taliban, kedutaannya tetap dibuka dan mempertahankan misi diplomatik penuh.
Pakistan memiliki hubungan yang rumit dengan Taliban. Islamabad telah lama dituduh mendukung Taliban bahkan ketika mendukung invasi pimpinan AS ke Afghanistan. Invasi itu dilakukan usai serangan teroris 11 September 2001 dan bertujuan menggulingkan rezim Taliban di Afghanistan karena dituduh melindungi pelaku teror 9/11 yakni pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.
Pakistan adalah rumah bagi lebih dari satu juta pengungsi Afghanistan dan bentrokan kerap terjadi di perbatasan kedua negara. (*)
Sumber : CNN | Editor : Lutfiyu Handi
.jpg)
.jpg)
