
SURABAYA (Lenteratoday)- Pertunjukan Reog Ponorogo di halaman Pendopo Stikosa-AWS membuka malam sastra bertajuk ‘Maba’ (Mahasiswa Berbudaya). Kegiatan yang digelar di Pendopo Stikosa-AWS ini diinisiasi unit kegiatan mahasiswa, Teater Lingkar.
Selain penampilan spesial Reog dari Sanggar Singo Joyo Taruna Sakti Surabaya, malam sastra ‘Maba’ juga menampilkan pertunjukan ‘Roro Jingkrak dan Bandung Wonosobo’, yang disutradarai oleh Ndangak, anggota Teater Lingkar.
Pertunjukan tersebut menyerupai kisah legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Namun dengan situasi dan masalah yang berbeda. Kisah cinta Roro Jingkrak dan Bandung Bondowoso yang tragis, dikemas dalam bentuk ludruk.
Dalam sambutannya, Ketua Stikosa-AWS Dr. Meithiana Indrasari, ST.,MM. mengaku kagum dan bangga dengan pertunjukan seni budaya mahasiswa UKM Lingkar Stikosa AWS. Kegiatan ini diapresiasi sebagai upaya melestarikan dan mempopulerkan seni budaya Indonesia di era digital.
“Kita datang di sini untuk menikmati karya seni budaya mahasiswa yang luar biasa, di tengah maraknya persaingan tontonan konten-konten digital dan seni budaya asing,” ujar Meithiana.
Pentas seni dan budaya di malam sastra UKM Lingkar, juga menggelar pementasan Tari Ganongan, yakni tari tradisonal asal Ponorogo, parade lagu-lagu dolanan Jawa sepertu Gundul - Gundul Pacul, Cublek-Cublek Suweng, Perahu Layar, dengan iringan band mahasiswa Stikosa-AWS, sebagai bagian dari pertunjukan musik kontemporer ‘Kidung Jawa V2’.
Ketua UKM Teater Lingkar Stikosa-AWS Gery Julian Sahputra mengatakan, budaya yang dulu dilahirkan harus dirawat baik-baik dengan kesadaran tinggi. Malam Sastra ‘Maba’, bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-58 tahun.
Untuk diketahui, perayaan dies natalis diawali pada 11 November, dengan kegiatan tabur bunga di makam para pendiri Stikosa AWS, tasyakuran Dies Natalis, dan pameran fotografi UKM Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (HIMMARFI) Stikosa AWS. (*)
Reporter: Joko Prasetyo | Editor: Widyawati