20 April 2025

Get In Touch

Samsul Hadi Ajak Generasi Milenial Merawat Persatuan Indonesia

Samsul Hadi Sekretaris DPC PDI Perjuangan saat mengisi wawasan kebangsaan tempo lalu.
Samsul Hadi Sekretaris DPC PDI Perjuangan saat mengisi wawasan kebangsaan tempo lalu.

SIDOARJO (Lenteratoday) - Seiring Hari Toleransi yang diperingati tiap 16 November, penggiat Milenial Sidoarjo, Samsul Hadi mengajak gerenerasi muda atau kalangan milenial di tanah air untuk merawat dan meneruskan cita-cita persatuan Indonesia dari segala ancaman gerakan radikalisme yang memecah belah kebinekaan Indonesia.

Samsul juga mengajak kaum milenial untuk meneladani pemikiran-pemikiran Presiden Ke-4 RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafi'i dalam konteks pluralisme dan Kebinekaan di Indonesia.

"Semangat Almarhum Gus Dur dan Buya Syafi'i dalam merawat kebinekaan Indonesia sangat jelas dengan menjunjung tinggi toleransi. Menurut Gusdur dalam hal toleransi dan pluralisme, apa pun keyakinan agama kita itu perlu dikontekstualisasikan dalam kebinekaan Indonesia," kata pria yang akrab disapa Samhad ini, Rabu (16/11/2022).

"Kendati sudah merdeka, namun berbagai permasalahan seperti sektor ekonomi, sosial, kesehatan, keamanan tetap selalu ada, termasuk radikalisme yang mengancam pluralisme di Indonesia, sangat perlu peran kaum muda atau kaum milenial dalam garda terdepan menjaga toleransi di masyarakat," sambungnya.

Samhad yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sidoarjo ini menambahkan kaum muda harus bisa melahirkan dan menyebarkan semangat toleransi dan nasionalisme untuk menjaga serta merawat Indonesia dari segala ancaman yang menyerang ideologi bangsa kita.

"Gus Dur sebagai bapak pluralisme mengajarkan apapun kepercayaan yang kita anut dikontektualisasikan dengan kebudayaan dan kebinekaan di Indonesia, sehingga negara kita sangat menjunjung tinggi toleransi," imbuhnya.

Lebih jauh Dosen disalah satu Universitas di Surabaya ini menegaskan jika semangat perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan tidak terbentuk dan tidak terbangun dari ruang kosong, tapi dari perjuangan seluruh anak bangsa.

"Pahlawan di Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, agama. Hal itu menunjukkan semangat kebinekaan sehingga perlu disadari bahwa kepahlawanan tidak didominasi oleh agama maupun suku bangsa manapun, tapi diisi oleh elemen bangsa dari ujung Aceh hingga Papua," jelasnya.

Dia menandaskan bahwa peringatan Hari Pahlawan 10 November juga merupakan hari kebinekaan dalam memperjuangkan bangsa ini.

"Hari Toleransi Internasional adalah hari untuk merayakan keragaman dunia kita dan untuk mempromosikan toleransi sebagai sebuah nilai. Mari gunakan hari ini sebagai kesempatan untuk melawan intoleransi dalam segala bentuknya. Baik itu rasisme, seksisme, homofobia, atau bentuk diskriminasi lainnya. Mari kita gotong royong menjunjung tinggi toleransi untuk menjaga NKRI," pungkas Samhad. (*)

Reporter : Angga Prayoga/times Indonesia | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.