29 April 2025

Get In Touch

Gubernur Ajak Teladani Semangat Mengedukasi dan Memberi dari Para Pahlawan

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyapa para veteran setelah upacara hari Pahlawan di halaman Tugu Pahlawan Surabaya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyapa para veteran setelah upacara hari Pahlawan di halaman Tugu Pahlawan Surabaya.

SURABAYA (Lenteratoday) – Dalam peringatan hari pahlawan di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/11/2022), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parwansa meminta supaya semua lapisan masyarakat menteladani para pahlawan terdahulu, yaitu dengan semangat mengedukasi dan memberikan yang terbaik bagi negeri ini.

“Mengenang hari pahlawan yang saat ini kita peringati adalah juga mengenang keberaian dari arek-arek Surabaya, arek-arek Jatim yang pada waktu itu baik dari kalangan pemimpin sampai dengan rakyat jelata yang dengan keberanian kekuatan karakter mereka telah membuka mata dunia bahwa kemerdekaan adalah berkat Allah SWT dan diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 17 agustus 1945,” tandasnya saat memberikan amanat upacara.

Dia juga menukil dari buku karya Bung Karno yaitu Di Bawah Bendera Revolusi yang menyiratkan bahwa kekuatan bangsa kita ada pada kekuatan berani memberi apa yang dimiliki untuk negeri ini. Apabila ada daya untuk memberi maka cahaya sudah dekat.

“Selainjutnya kami ingin menyampaikan bahwa pada posisi memperingati hari Pahlawan 2022 ini mari bersama kembali kita menghayati peristiwa kepahlawan. Dalam etos besar pertempuran 10 November 1945 apa yang bisa kita lakukan untuk bersama -sama nguduh barokah dari Allah SWT  Tuhan Yang Maha Esa,” tandasnya.

Kemudian, Khofifah juga mengajak untuk mengambil tauladan dari doa para ulama dan tokoh agama serta keberanian yang menjemput kesahidan para suhadak arek arek Surabaya dan arek arek Jawa Timur. Menurutnya salah satu yang utama adalah mengembangkan praktek edukasi.

“Edukasi spiritual, edukasi politik, edukasi social, edukasi kebudayaan serta bagaimana bersama sama kita semua dalam pososi yang saling memerikan penguatan pembangunan persatuan dan persaudaraan  di antara kita semua. Kita bisa membangun penguatan mental untuk bersedia memberi,” tegasnya.

Lebih lanjut, mantan menteri sosial ini mengatakan pentingnya edukasi untuk mendidik. Dengan demikian masyarakat mau memberi dan bersungguh sungguh dalam penguatan kebangsaan. Meski pada dasarnya manusia cenderung pada kebaikan dan pada tindak kepahlawanan serta mengutamakan kebaikan bersama di atas kepentingan peribadi dan egoistic sebagai fitrah manusia, namun kesemua itu tidak bersifat utama.

“Nilai nilai kepahlawanan, teladan teladan kepahlawanan, karakter karakter kepahlawanan dan semua kebaikan harus terus kita asah, kita pupuk dan kita jaga. Maka pendidikan yang berorientasi untuk memajukan karakter bangsa menjadi sangat penting. Pendidikan yang bertujuan pada memuliaan kemanusiaan budi pekerti ahlaqul karimah,” katanya.

Tidak hanya itu, Mantan Menteri Sosial RI ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai Peringatan Hari Pahlawan sebagai momentum untuk bangkit dan bersatu menghadapi ancaman dan tantangan global.

Gubernur perempuan pertama Jatim ini pun mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bisa meneladani semangat perjuangan dan ketangguhan para pahlawan dalam menghadapi tantangan dan tekanan besar. Hal ini selaras dengn tema Peringatan Hari Pahlawan tahun ini yakni ‘Pahlawanku Teladanku’.

“Kalau dulu pahlawan menghadapi tantangan besar yakni berjuang melawan penjajah. Kini nilai perjuangan dan ketangguhan mereka bisa kita teladani untuk bangkit dan berjuang menghadapi tantangan global,” tegasnya.

Seperti ancaman krisis pangan, krisis energi, perubahan iklim, serta krisis keuangan yang dihadapi berbagai negara di dunia. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah menjadi pahlawan bagi lingkungan sekitarnya dengan menjadi agen perubahan (game changer) mulai dari hal kecil di lingkungannya.

“Dalam menghadapi tantangan global ini, kita berharap lahirnya mental kepahlawanan dari warga. Tidak perlu bergerak dari skala besar. Tetapi mengubah keadaan dan memperbaiki kondisi dari sekitarnya dulu,” katanya.

Menurut Khofifah pahlawan seringkali lahir di masa yang sulit. Ketika ada tekanan besar dan kondisi buruk, ada orang-orang yang mau merelakan diri untuk bekerja lebih dari biasanya, terutama untuk memperbaiki keadaan.

“Inilah mental kepahlawanan. Ketika kita bekerja lebih dari pada seharusnya, berusaha memimpin perubahan, dan mengatasi kesulitan yang menjadi problem bersama,” katanya.

Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat untuk semakin memperkuat persatuan dan kesatuan. Yakni dengan saling bahu membahu dan bergotong royong menyelesaikan beragam persoalan bangsa secara bersama-sama.

“Setiap melewati tantangan besar di situlah kita tumbuh menjadi lebih hebat dan lebih kuat. Namun, tantangan global ini tidak hanya mendorong kita untuk pulih dan bangkit saja, tapi segala daya upaya yang kita miliki harus kita maksimalkan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, usai upacara Gubernur Khofifah beserta seluruh tamu undangan dan peserta upacara melakukan gerakan minum beras kencur bersama. Serta turut melakukan silaturahmi dengan para veteran dan janda perintis kemerdekaan di lobby Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan 110 Surabaya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.