
Surabaya – Hampirsetiap hari pasti ada pasien positif covid-19 yang meninggal dunia di berbagaipenjuru dunia, termasuk Indonesia dan Jatim khususnya. Terkait dengan pasiencovid yang meninggal di Jatim, diketahui ada dua penyebab utama.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwapihaknya telah melakukan evaluasi terkait pasien yang meninggal. Terlebih lagi,secara prosentasi mortalitas covid-19 di Jatim sempat lebih dari 10%. Sementara,hingga Minggu (26/4/2020) diketahui jumlah yang meninggal akibat covid-19 diJatim sudah mencapai 88 orang.
“Sesungguhnya ketika kemarin prosentase yang meninggal sudah10% keatas, kami langsung rapat sistemik sampai jam 3 dini hari. Ini biasa kamilakukan, tapi ketika prosentase yang meningal ini meningkat, maka kita haruslebih serius lagi mencari titik-titik mana yang menyebabkan pasien tidak tertolongdan meninggal,” tandas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (26/4/2020)petang.
Dalam rapat yang juga evaluasi itu diketahui bahwa sebagianbesar pasien meninggal karena adanya komorbit atau penyakit penyerta. Daripenyakit penyerta yang paling banyak mengakibatkan meninggalnya pasien covid-19adalah karena diabetus (gula darah). Penyebab kedua yaitu keterlambatan mengakseslayanan rumah sakit.
“Jadi ketika kita mendapatkan komfirmasi dan itu rata-rataketerlambatan mereka dalam mendapat akses layanan Rumah Sakit. Untuk itu, sudahkita sampaikan pada seluruh masyarakat bahwa ada setigma yang harus dihindarisehingga mereka terlambat mendapatkan akses rumah sakit. Saya ingin menyampaikanpada masyarakat Jatim, bahwa covid-19 bukan penyakit yang pantas distigma,”tandasnya.
Untuk itu, Khofifah menandaskan bahwa dia ingin menyampaikandan mengajak pada semua masyarakat untuk membangun empati dan simpati. Hal itubisa dilakukan dengan cara-cara memberikan pendampingan dan melakukan kegotongroyongan.“Itu akan menjadikan mereka yang sudah merasa demam yang sudah merasa sesak nafasdan seterusnya. Mereka kemudian akan bergegas mendapatkan layanan rujukan,”tandas Khofifah. (ufi)