
Mojokerto - Situasi pandemi Covid-19 yang terus menghantui masyarakat khususnya warga Mojokerto Raya membuat Komunitas Sambung Roso Spiritual Mojopahit menggelar ritual Larung Sesaji di bantaran sungai Brantas, Sabtu (25/4/2020).
Ritual larung sesaji di sungai terpanjang di wilayah Jawa Timur tepatnya di halaman Taman Brantas Indah (TBI) Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini diikuti para pemangku adat dan perwakilan Forkopimda Kabupaten - Kota Mojokerto.
Mereka mempersembahkan sesaji berupa satu kepala sapi dan kambing, tumpeng dua warna, buah-buahan, dan bunga sekar serta bubur sengkolo dua warna merah dan putih.
Ritual diawali dengan memanjatkan doa yang dipimpin oleh Ki Probo Diningrat dengan tujuan meminta kepada sang pencipta agar wabah Covid-19 di muka bumi ini segera berakhir dan tidak banyak memakan korban.
Kemudian, sesaji diturunkan ke permukaan air sungai brantas untuk dilarung. Tujuannya adalah sebagai ikhktiar menolak bala dimana saat ini Indonesia khususnya Mojokerto Raya sedang dilanda bencana wabah Covid-19.
"Sesaji ruatan murwoh kulo agung tujuannya hanya satu untuk menolak sengkolo besar di dalam suatu daerah yang sedang bergejolak khususnya morwoh kulo alam, Angin, Banyu, Geni lan Lemah," ungkap Ki Probo, Sabtu (25/4/2020) petang.
Ritual lewat paweton alam yang dilakukan seperti menebar bau wewangian, membakar dupa, dan menebar sekar guna menetralisir wabah virus yang saat ini sedang menghantui masyarakat dunia.
"Untuk sesaji kepala sapi dan cempe (anak kambing) yang digunakan untuk ritual tidak sembarangan. Kedua hewan ternak tersebut disajikan harus memenuhi kriteria sebagai penolak bala yakni, warna harus mulus. Dua simbol kepala hewan ternak tersebut sebagai penolak wabah besar dan wabah kecil," pumgkas Ki Probo saat ditemui di lokasi ritual. (Joe)