
MALANG (Lenteratoday) – Sikapi perkembangan kasus Gagal Ginjal Akun Progresif Atipikal (GGAPA). Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, menghimbau masyarakat Kota Malang agar lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar terkait kasus GGAPA.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri dan membuka secara resmi seminar daring dengan tajuk Sayangi Ginjal Dengan Cerdik, Jum’at (4/11/2022).
“Kami sambut baik kegiatan seminar ini yang mana akan memberikan informasi yang akurat dan valid. Sehingga akan mengurangi informasi yang salah dan sudah berkembang di masyarakat yang sifatnya masih belum bisa dipastikan,” ujar Husnul Muarif, selaku Kadinkes Kota Malang, Jum’at (4/11/2022).
Dia mengatakan, materi seminar Sayangi Ginjal Dengan Cerdik merupakan materi yang cukup menarik, baik untuk nakes dan masyarakat. Sehingga, Husnul berharap kedepannya akan banyak sosialisasi yang dapat dilakukan terkait dengan kesehatan ginjal.
“Sehingga nantinya kami berharap bahwa hal ini bisa dilakukan sosialisasi di RS, Puskesmas, atau Klinik yang ada di kota Malang. Sehingga informasi terkait kesehatan ginjal dan kasus GGAPA yang ada di Kota Malang dapat menjadi literasi yang baik bagi kita semua,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Husnul menyatakan bahwa di setiap faskes yang terdapat di Kota Malang sebenarnya sudah terdapat pedoman terkait tata laksana penanganan ginjal akut yang sesuai dengan ketentuan Dirjen Pelayanan Kesehatan. Maka, diharapkan olehnya agar masyarakat dapat memanfaatkan hal tersebut.
“Tentu ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, apa yang harus diketahui dan dilakukan oleh masyarakat. Saya yakin teman-teman di faskes sudah memenuhi SK maupun SE daripada Dirjen Pelayanan Kesehatan,” serunya.
Diakhir, Husnul menyampaikan bahwa di Kota Malang terdapat 20 Rumah Sakit, 16 Puskesmas, dan 108 klinik, sehingga apabila masyarakat Kota Malang menemukan gejala yang mengarah GGAPA pada sang anak, maka agar segera melapor dan menghubungi faskes terdekatnya.
“Kami berharap masyarakat sadar akan kesehatan ginjal dan nanti jika didapatkan gejala (GGAPA) bisa menghubungi faskes di Kota malang. Ada 20 RS, 16 Puskesmas, 108 klinik, dan 1500 dokter. Lewat webinar ini saya berharap bisa berlanjut sehingga menambah wawasan dan informasi bagi masyarakat luas,” tandasnya.
Terpisah, Dirut RSSA, dr. Kohar Hari Santoso juga menghimbau pada masyarakat untuk lebih menjaga dan menyayangi ginjal, sebab ginjal merupakan organ sentral yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Sementara itu, dokter ahli nefrologi yakni Dr. dr. Krisni S, Sp.A (K) mengajak agar masyarakat dapat mewaspadai gejala GGAPA pada anak dengan memperhatikan gejala. Adapun gejala yang mengarah pada GGAPA yakni mengalami penurunan frekuensi buang air kecil tanpa atau disertai dengan demam, diare, muntah, dan batuk pilek.
Sebagai informasi, menurut penuturan dr. Saifullah Asmiragani, Sp.OT (K) perkembangan terakhir pada 3 November 2022, menunjukkan kasus GGAPA di RSSA tercatat sebanyak 9 kasus. Dengan rincian diantaranya 3 meninggal dunia, 5 dinyatakan sembuh, dan 1 anak berusia 2 tahun asal Blitar masih dalam perawatan.
“Saat ini masih ada 1 anak yang sudah lepas dari HD jadi ginjalnya sudah pulih, tapi masih kita pantau jadi belum dipulangkan. Inisialnya T, usia 2 tahun dari Blitar, itu sedang menjalani perawatan di ruang low care. Jadi dari 9, ada 3 meninggal, 1 masih dirawat dan 5 sudah sembuh,” jelasnya.
Ketika disinggung mengenai penyebab pasti, dr. Saifullah mengatakan bahwa sampai saat ini masih dilakukan proses identifikasi lebih dalam. Namun pihaknya memastikan hasil laboratorium kemungkinan akan diketahui dalam waktu dekat sebab sampel urine dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi pasien telah dikirimkan pada Puslabfor. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi