22 April 2025

Get In Touch

Tingkatkan Mutu Produk UMKM, Anggota Komisi VII DPR RI Bambang DH Gandeng BRIN Gelar Pelatihan Teknologi Kemasan

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang DH saat membuka Pelatihan Teknologi Pengemasan Produk UMKM di Gedung Auditorium Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang DH saat membuka Pelatihan Teknologi Pengemasan Produk UMKM di Gedung Auditorium Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya

SURABAYA (Lenteratoday) -Pelaku UMKM harus bangga dengan produk buatannya sendiri. Kebanggaan ini akan menjadi modal untuk memasuki pasar internasional. Hal ini ditekankan anggota Komisi VII DPR RI, Bambang DH saat membuka Pelatihan Teknologi Pengemasan Produk UMKM, yang digelar dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Gedung Auditorium Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya.

Bambang DH mengungkapkan produk UMKM Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan produk lain di pasar internasional. Ini setelah mantan wali kota Surabaya dua periode ini melihat sendiri, produk UMKM indonesia lalu dijual dalam pameran internasional di Kota Dubai, Uni Emirat Arab yang digelar setiap tahun.

"Sayangnya, tidak banyak pelaku usaha UMKM Surabaya yang berani mengikuti pameran internasional di Dubai, padahal pameran ini berpotensi besar meningkatkan penjualan produk kita," papar Bambang DH.

Tak hanya itu, gerak pasar riil kerapkali tidak berpihak dengan para pelaku UMKM, seperti menjamurnya pasar swalayan yang dimiliki pemodal besar kerap menghimpit perkembangan pedagang kecil.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Dr. Asep Nurhikmat, M.P memberikan paparan saat pelatihan teknologi pengemasan produk UMKM di kampus Untag Surabaya

Terhadap kondisi seperti itu, Bambang DH mengungkapkan, agar para pelaku UMKM jangan berkecil hati, namun harus bersemangat untuk memperbaiki produknya agar semakin baik, dari segi mutu produk, kemasan hingga pemasarannya. Dengan meningkatnya mutu produk akan mampu menandingi produk pasar swalayan.

Bambang DH lantas mencontohkan kelompok nelayan Srikandi di daerah Kenjeran Surabaya, yang berhasil memasuki pasar modern Carrefour, dengan aneka produk olahan hasil laut, seperti bakso udang, abon udang, dan lain lain.

"Saat Carrefour akan berdiri di kawasan itu, saya katakan pada Carrefour untuk menjual produk UMKM setempat. Bila Carrefour tidak bersedia, ya jangan buka disini," ungkap Bambang DH.

Dengan adanya kesempatan mengikuti pelatihan pengemasan produk dari lembaga riset dan penelitian seperti BRIN ini, menurutnya, dapat dimanfaatkan semaksimalkan mungkin untuk para pelaku UMKM memperbaiki produk.

Reporter : Endang Pergiwati|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.