
MADIUN (Lenteratoday) - Wali Kota Madiun, Maidi, meresmikan Pahlawan Religi Center (PRC), sebuah kawasan wisata dengan miniatur Kabah yang lengkap dengan payung khas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Madinah, Kamis (27/10/2022).
Maidi berharap Pahlawan Religi Center yang diresmikan dalam momentum Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2022 ini akan mempunyai banyak fungsi seperti sebagai lokasi mata pelajaran Agama Islam untuk para siswa.
"Pelajaran agama Islam akan dilaksanakan di kabah, guru agama menyampaikan ke Dai Cilik lalu disampaikan ke teman-temannya, kalau ada kekurangan baru guru agama akan melengkapinya, sehingga merdeka belajar akan jalan," kata Maidi ditemui usai Pengajian Akbar bersama Gus Miftah, di Jalan Pahlawan, Kamis (27/10/2022).
Selain lokasi belajar, Pahlawan Religi Center juga bisa digunakan untuk lokasi pengajian terutama di Musalanya dan manasik haji juga. "Wisata religi juga bisa bahkan ada travel umroh yang mau kontrak di sini, ada pembimbing manasiknya, nanti bisa perorangan bisa kelompok juga," ujarnya.
Selain miniatur Kabah, pengunjung juga bisa berfoto dengan miniatur landmark negara lain yang masih satu lokasi dengan miniatur Kabah mulai dari Menara Eiffel hingga Patung Merlion.
Dalam waktu dekat, orang nomor satu di Kota Pendekar ini juga akan membangun Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan (Warung) NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Warung NKRI akan menjadi pusat 26 suku bangsa yang ada di Kota Madiun untuk berkegiatan dan menampilkan budayanya masing-masing. "Nanti kita gilir ada kegiatan 1 bulan sekali. (Target) operasionalnya bulan depan, kita undang Habib Syech (Abdullah bin Abdul Qodir Assegaf)," jelas Maidi.
Dengan banyaknya destinasi tersebut diharapkan bisa mendatangkan pengunjung dan menjadi motor penggerak ekonomi Kota Madiun.
Sementara itu Ulama kharismatik Miftah Maulana Habiburrahman mengapresiasi pembangunan Pahlawan Religi Center dan Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan (Warung) NKRI oleh Pemkot Madiun.
"Harapannya masyarakat Kota Madiun lebih paham arti dari kebhinekaan bahwa Bhineka tidak menjadi pemecah belah tapi justru menjadi pemersatu," katanya.
Kota Madiun yang juga disebut Kota Pendekar menurut Gus Miftah seyogyanya bisa menjadi simbol kerukunan, dimana Kota Madiun yang menjadi pusat sejumlah perguruan silat bisa saling akur tanpa ada tawuran.
"Kota Madiun sebagai Kota Pendekar jangan sampai ada tawuran maka kita maknai pembangunan ini sebagai simbol kerukunan masyarakat Kota Madiun," tambahnya.
Dalam Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Hari Santri tersebut dihadiri ribuan jemaah yang kompak mengenakan pakaian warna putih. (adv)
Reporter : Wiwiet P | Editor : Lutfiyu Handi