22 April 2025

Get In Touch

Gubernur Khofifah Minta Semua Kepala Daerah Meningkatkan Kewaspadaan Terhadap Bencana

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Forkopimda Jatim meninjau kesiapan penanggulangan dan penanganan bencana.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Forkopimda Jatim meninjau kesiapan penanggulangan dan penanganan bencana.

SURABAYA (Lenteratoday) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta pada semua kepala daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya bencana alam. Hal ini seiring dengan potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah provinsi Jawa Timur.

Sebagai upaya kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana alam di wilayah Jawa Timur, dilakukan apel gelar pasukan kesiapsiagaan penanggulangan bencana di lapangan Kodam V Brawijaya, Kamis (20/10/2022) siang.

“Alhamdulillah, siang hari ini bersama-sama kita bisa membangun sinergitas dari seluruh kekuatan energi jejaring yang kita miliki bersama untuk bisa bersama-sama melakukan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana alam di wilayah Jawa Timur,” kata Gubernur Khofifah dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Timur memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana baik disebabkan faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Bencana tersebut bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, dampak psikologis, bahkan sampai korban jiwa.

“Pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki resiko tinggi perlu kita lakukan secara terus-menerus dengan melibatkan semua elemen strategis, semua daerah di provinsi Jawa Timur,” tegasnya.

Terlebih lagi bahwa pada tanggal 17 Oktober 2022 lalu, BMKG merilis tentang potensi cuaca ekstrem di wilayah provinsi Jawa Timur. Dimana, hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah provinsi Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konfektif dan pertumbuhan awan hujan.

Kemudian juga terjadi kondisi aktifnya fenomena gelombang atmosfer ekuatorial resmi, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara 0,5 sampai 2,5 derajat Celcius. Kondisi ini mengakibatkan supply uap air akan semakin banyak di atmosfer.

Khofifah menjelaskan, kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan kumulonimbus yang semakin intens dan dapat menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung, dan bisa terjadi hujan es.

“Berdasarkan kondisi cuaca dan iklim serta jumlah kejadian bencana yang terjadi di provinsi Jawa Timur akhir-akhir ini paling tidak ada 5 hal yang saya ingin sampaikan pada kegiatan apel gelar pasukan siang hari ini,” tandasnya.

Kelima hal tersebut yaitu pertama, masing masing kepala daerah diharapkan bisa membuat rencana kontingensi sesuai dengan potensi peta bencana yang akan terus di-update oleh BMKG. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya kerugian yang bisa ditimbulkan akibat bencana alam bisa diminimalisir secara bersama-sama.

Kedua, supaya masing-masing kepala daerah dan unsur Forkopimda bisa menyiapkan personil dan peralatan untuk kesiapan penanggulangan bencana alam. Diantaranya adalah dengan menyiapkan personil yang handal dan berpengalaman, juga berbagai peralatan penanggulangan bencana.

“Kita bisa menyaksikan, baik yang disiapkan oleh jajaran Kodam V Brawijaya, jajaran Koarmada 2, jajaran Polda Jatim, juga jajaran BPBD Jatim, dan tentu  kabupaten/kota akan disiapkan hal yang sama,” katanya.

Kemudian yang ketiga adalah melakukan simulasi dan latihan-latihan secara terpadu, sehingga masing-masing sektor akan mengerti apa yang akan dilakukan pada saat terjadinya bencana alam. Sebab, semua bisa dimitigasi sesuai dengan peta yang akan terus di-update oleh BMKG.

Selanjutnya, yang keempat, memperkuat koordinasi antar lembaga dalam satu klaster penanganan darurat untuk penanggulangan bencana yang lebih professional. Serta, yang kelima adalah melakukan monitor dan pemantauan perkembangan cuaca di wilayah masing-masing daerah secara terus-menerus.

Dia juga menegaskan bahwa perlu dilakukan perubahan paradigma penanggulangan bencana yang selama ini lebih banyak bersifat reaktif dan responsif menjadi penanggulangan bencana yang bersifat preventif. Paradigma ini dengan membuka ruang lebih luas terhadap kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana.

Gubernur yang juga mantan menteri social ini mengharapkan melalui apel gelar pasukan penanggulangan bencana alam di wilayah provinsi Jawa Timur ini akan dapat memberikan penguatan kesiapsiagaan dan kewaspadaan di daerah masing-masing. Kemudian juga mewujudkan kesamaan pandang, gerak, dan langkah dalam upaya meningkatkan optimalisasi penanggulangan bencana di daerah.

Dalam kesempatan itu, Gubernur juga mengharapkan kesiapan dari desa tangguh untuk melakukan mitigasi dan juga menanggulangan bencana. Dengan demikian akan mampu mengurangi dampak yang bisa ditimbulkan dari bencana. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.