20 April 2025

Get In Touch

Kaget Lihat Brigadir J Masih Hidup, AKBP Arif Rachman Diajak Brigjen Hendra Menghadap Sambo

Suasana sidang perdana kasus 'obstruction of justice' dengan terdakwa Hendra Kurniawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (19/10/2022) -Ant
Suasana sidang perdana kasus 'obstruction of justice' dengan terdakwa Hendra Kurniawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (19/10/2022) -Ant

JAKARTA (Lenteratoday) -Eks Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Brigjen Hendra Kurniawan mengajak Wakil Kepala Detasemen B Paminal Divisi Propam AKBP Arif Rachman Arifin bertemu dengan Ferdy Sambo usai melihat sebuah fakta mengejutkan.

Melalui rekaman kamera CCTV, Arif melihat Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih hidup saat Sambo tiba di rumah dinas, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hal tersebut membuat Arif diajak oleh Hendra untuk menghadap ke ruang kerja Ferdy Sambo.

Awalnya, Arif kaget dengan apa yang baru saja dia lihat di rekaman kamera CCTV, di mana Brigadir J sedang berjalan di taman rumah saat Sambo tiba di rumah dinas.

Padahal, berdasarkan keterangan Polres Metro Jakarta Selatan dan Mabes Polri, Brigadir J tewas sebelum Sambo tiba. Brigadir J disebut tewas karena baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Usai melihat rekaman itu, Arif langsung menelepon Hendra selaku senior sekaligus atasannya untuk meminta petunjuk dan arahan.

Saat menelepon Hendra, suara Arif bergetar dan ketakutan.

"Mendengar suara Arif Rachman Arifin melalui telepon gemetar dan takut, Hendra Kurniawan menenangkannya," ujar Jaksa Penuntut Umum dalam sidang dakwaan Brigjen Hendra Kurniawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2022).

Sembari menenangkan Arif, Hendra mengajak Arif untuk menghadap ke ruang kerja Sambo. Keduanya pun bertemu Sambo pada Rabu (13/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.

Sambo langsung bertanya kenapa keduanya datang ke ruang kerjanya. Hendra lantas menjawab bahwa Arif ingin melaporkan apa yang dia lihat melalui rekaman kamera CCTV.

Hendra menjelaskan, ada perbedaan antara keterangan Sambo dan rekaman kamera CCTV perihal kematian Brigadir J.

Keterangan Sambo, dirinya baru tiba di rumah dinas saat Brigadir J sudah tewas karena terlibat baku tembak dengan Bharada E. Rekaman CCTV justru menampilkan sebaliknya.

Hendra sampai dua kali menjelaskan perbedaan keterangan itu kepada Sambo. Namun, Sambo tidak percaya, "masa sih?"

Melihat Sambo tidak percaya, Hendra meminta Arif yang menjelaskan ulang. Setelah dijelaskan kembali perihal temuan tersebut, Sambo justru marah.

"Ferdy Sambo mengatakan, 'itu keliru'. Arif Rachman Arifin mendengar nada bicara Ferdy Sambo sudah mulai meninggi atau emosi," ujar Jaksa, mengutip Kompas.

Sambo kemudian mempertanyakan kenapa mereka tidak percaya dengan dirinya. Di sini, wajah Sambo sudah tegang dan marah.

Alhasil, Sambo meminta agar rekaman kamera CCTV itu jangan sampai bocor. Dia juga menginstruksikan agar rekaman CCTV dimusnahkan.

Setelah itu, Hendra dan Arif keluar dari ruang kerja Sambo. "Sudah Rif kita percaya saja", ucap Hendra kepada Arif (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.