20 April 2025

Get In Touch

Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat Tajam

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA (Lenteratoday) – Ekspor batu bara Indonesia ke kawasan Uni Eropa tercatat melesat tajam dari US$96,21 juta di Agustus menjadi US$161,69 juta di September. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis lonjakan tersebut di tengah penurunan permintaan dari negara lain.

"Ekspor batu bara ke kawasan Uni Eropa justru naik dan mengalami peningkatan yang cukup tinggi," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (17/10).

Berdasarkan data BPS, ekspor batu bara Indonesia ke Polandia naik tajam 95,47 persen dari US$32,42 juta pada Agustus 2022 menjadi US$63,36 juta di September 2022.
Selain itu, pengiriman batu bara yang tidak ada pada Agustus 2022 ke Belanda, di September menjadi ada dengan nilai US$55,85 juta. Sedangkan ekspor batu bara ke Italia mengalami penurunan 4,31 persen dari bulan sebelumnya US$44,39 miliar menjadi US$42,47 miliar di September 2022.

Sementara itu, secara total ekspor batu bara Indonesia pada September tercatat senilai US$4,2 miliar. Jika dilihat dari negara tujuan ekspor utamanya yang naik hanya ke China, yakni 41,19 persen dari US$672,19 juta menjadi US$949,08 juta.

Ekspor batu bara ke negara utama lainnya justru turun, yakni ke India turun 33,47 persen dari US$849,99 juta menjadi US$565,46 juta. Lalu, ekspor batu bara ke Filipina juga turun 19,72 persen dari US$541,16 juta menjadi US$434,43 juta.

Selanjutnya, ekspor batu bara ke Jepang juga turun tipis 3,86 persen dari US$721,82 juta menjadi US$693,95 juta.

Adapun nilai ekspor Indonesia pada September 2022 tercatat sebesar US$24,80 miliar atau turun 10,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai US$27,86 miliar.

Kinerja ekspor ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) mencapai US$1,33 miliar atau turun 21,41 persen Lalu, ekspor batu bara ke Filipina juga turun 19,72 persen dari US$541,16 juta menjadi US$434,43 juta.

"Turunnya nilai ekspor pada September 2022 disebabkan penurunan ekspor komoditas unggulan seperti besi baja, minyak kelapa sawit, dan batu bara. Ini karena turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar global," jelas Setianto.

Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.