
QATAR (Lenteratoday) - Untuk pertama kalinya, sejak pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri tewas pada Juli lalu, pejabat tinggi pemerintah Amerika Serikat menemui Taliban secara langsung di Doha, Qatar, Sabtu (8/10/2022). Salah satu yang dibahas dalam pertemuan mereka adalah penekanan kontraterorisme.
AS diwakili oleh direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA), David Cohen dan perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri untuk Afghanistan, Tom West. Sedangkan dari pihak Taliban mengirim anggota intelijen, Abdul Haq Wasiq, dan pejabat lain.
Sejauh ini, tak ada rincian lebih lanjut soal pertemuan mereka. Dikutip dari CNN pada Minggu (9/10/2022) bahwa CNN telah menghubungi CIA dan Kemlu AS, tetapi keduanya menolak berkomentar.
Salah satu pengamat yang juga merupakan mantan wakil direktur intelijen nasional CIA, Beth Sanner, mengungkapkan prediksi pembahasan dalam pertemuan itu.
"(Cohen) kemungkinan akan menyampaikan pesan tegas bahwa kami (AS) akan melakukan lebih banyak serangan seperti yang kami lakukan terhadap Zawahiri, jika menemukan anggota Al Qaeda di Afghanistan mendukung operasi yang mengancam AS atau sekutu," kata Sanner, seperti dikutip CNN.
Sementara itu, Taliban tengah berjuang mencegah serangan ISIS cabang Khorasan (ISIS K) di Afghanistan. Kelompok ini menjadi ancaman dalam negeri bagi Taliban. Di sisi lain, Taliban juga disebut-sebut mempertahankan relasinya dengan Al Qaeda.
Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, ISIS berulang kali meledakkan bom. Beberapa serangan menargetkan umat Syiah dan etnis minoritas, Hazara di negara itu. Namun, Sanner melihat potensi serangan ke pihak lain.
"Ada beberapa kekhawatiran yang masuk akan bahwa ISIS K pada akhirnya bisa mengalihkan fokus mereka ke plot eksternal, jika Taliban tak mampu menahan mereka," ucap dia.
Pada 31 Juli lalu, AS berhasil menewaskan Zawahiri dalam operasi khusus. Ketika itu, pasukan Washington menembakkan rudal Hellfire ke apartemen dia.
Setelah insiden tersebut, Taliban murka dan mengecam operasi AS. Washington balik menuding Taliban telah melanggar kesepakatan Doha, dan dianggap mengetahui keberadaan Zawahiri.
Perjanjian Doha itu berisi bahwa Taliban tak akan menampung teroris jika AS menarik diri dari Afghanistan, yang sudah mereka lakukan pada Agustus 2021 lalu. Sejak Zawahiri tewas, AS dan Taliban terus melakukan pembicaraan, tetapi tak pernah bertatap muka. (*)
Sumber : CNN Indonesia | Editor : Lutfiyu Handi