20 April 2025

Get In Touch

Ikuti Program IISMA, Mahasiswa UB Berbagi Pengalaman Kuliah di Luar Negeri

Para Mahasiswa PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang mengikuti program IISMA di Michigan State University (MSU) termasuk Mahasiswa UB di dalamnya.
Para Mahasiswa PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang mengikuti program IISMA di Michigan State University (MSU) termasuk Mahasiswa UB di dalamnya.

MALANG (Lenteratoday) – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Shafira Rafa Ardhani dan Muhammad Isykar Siregar menceritakan serunya menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk program IISMA (Indonesian Student Mobility Awards) selama satu semester di Michigan State University, United States of America.

“Saya mengikuti program IISMA karena ingin memperluas koneksi bertemu professor, teman, dan mentor baru, mengikuti mata kuliah baru yang tidak dapat ditemui di universitas asal dan juga di luar prodi ilmu komunikasi serta agar berlatih untuk menjadi lebih mandiri,” ujar Shafira Rafa Ardhani, selaku mahasiswa FISIP UB yang berkesempatan mengikuti program IISMA di Amerika, Jum’at (7/10/2022).

Rafa, panggilan akrab mahasiswi dari dua bersaudara tersebut mengungkapkan dirinya sudah mendapat banyak pengalaman selama 3 minggu menimba ilmu di Michigan State University (MSU).

“Di MSU sendiri banyak sekali acara yang diselenggarakan di tiap minggunya seperti orientasi, sparticipation (student fair untuk club-club yang ada di MSU), pertandingan olahraga dengan universitas lain, studi wisata dengan international students dari berbagai negara dan pelajaran yang sistem belajarnya berbeda dari UB,” paparnya dengan penuh antusias.

Terpisah, Muhammad Isykar Siregar bersama mahasiswa lain yang tergabung dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) dari Seluruh Indonesia mengungkapkan bahwa salah satu matakuliah yang menarik dan terasa berbeda menurutnya adalah ketika mengambil kelas social studies.

“Salah satu yang berkesan pada saat saya mengambil kelas social studeis ketika membahas tentang permasalahan sosial tapi menggunakan media komedi. Jadi tiap kelas nonton episode komedi di netflix yang setiap episodenya mengangkat tema tentang permasalahan-permasalahan sosial seperti rasisme. Kemudian kami melakukan diskusi diakhir kelas. Menarik sekali ya karena di Indonesia jarang ada yang seperti itu sehingga banyak yang menyukai kelas itu karena seru,” pungkasnya Isykar.

Terpisah, Lucy Fitria Rizky Nasution, mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Vokasi UB juga menceritakan pengalaman berkesannya dapat berkesempatan menempuh pendidikan satu semester di University of Portsmouth, Inggris.

"Inggris adalah negeri impian saya sejak kecil, yang hanya bisa di lihat melalui layar televisi. Dari sini muncul keinginan saya untuk mendapat beasiswa belajar ke luar negeri. Pilihan pertama saya adalah University of Stracthlyde, dan akhirnya panitia memutuskan untuk menempatkan saya di sini. Dan kini, impian saya akhirnnya terwujud,” tutur Lucy.

Lucy mengaku bahwa adaptasi yang dilakukannya saat awal menginjakkan kaki di Inggris terbilang berat. Aksen bahasa dan cuaca di Inggris membuatnya harus melakukan penyesuaian yang tidak mudah.

"Saya kesulitan saat memahami aksen British pada saat dosen menjelaskan. Namun, justru di sini tantangannya. Saya harus bisa belajar dua kali lebih keras. And this feeling is what i’ve missed from myself since years ago, and, I got it back here”, ujarnya melalui pesan singkat.

"Seminggu pertama, sempat jetlag, Minggu kedua, sempat tidak enak badan karena faktor makanan, cuaca yang sampai di suhu 6°-8° C. Tapi akhirnya saya bisa terbiasa. Jika ada yang paling saya rindukan dari Indonesia, tentu saja makanannya karena warga lokal tidak makan nasi. Yang menarik juga, ternyata orang-orang disini tidak seindividualis yang saya kira. Terkadang malah mereka antusias untuk menyapa dan berkenalan. Tapi ini tetap Inggris. Orang-orang tetap menjunjung asas liberalisme. And you do you,” imbuh mahasiswa angkatan 2020 tersebut.

"Bagaimana aku sebagai seorang muslim harus memposisikan diri di tengah-tengah perbedaan ini, itu semua membuka pikiran dan memperluas wawasan. Merasakan belajar di kelas, berinteraksi dengan orang-orang dari dalam dan luar negeri, dan tentu saja berkeliling ke tempat-tempat yang dulunya hanya bisa saya saksikan di ruang keluarga pada saat nonton TV,” pungkas mahasiswi berhijab tersebut. (*)

Selama mengikuti IISMA banyak pelajaran yang ia dapatkan, seperti bagaimana manajemen waktu dan keuangan yang lebih baik, bersosialisasi dengan warga lokal dan internasional.

Reporter: Santi Wahyu/rls | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.