22 April 2025

Get In Touch

Ribuan Massa Kepung DPRD Jateng Tolak Kenaikan Harga BBM

Suasana aksi demo tolak kenaikan harga BBM di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Suasana aksi demo tolak kenaikan harga BBM di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah.

SEMARANG (Lenteratoday) - Ribuan massa aksi yang tergabung dalam aliansi GERAM (Gerakan Rakyat Menggugat) Jawa Tengah menggelar aksi menolak tolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (8/9/2022).

Aksi dimulai dengan long march dari titik kumpul Jalan Pemuda menuju wisata Wonderia dan berakhir di depan Gedung DPRP Jateng. Peserta aksi terdiri dari buruh, mahasiswa, dan sejumlah aktivis.

Massa mendatangi titik lokasi aksi pada pukul 14.45 WIB, disusul dengan orasi dari beberapa perwakilan organisasi, seperti KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Undip, Unnes, dan UIN Walisongo.

Agitator aksi, Arif Afrulloh, menyampaikan bahwa aksi ini memiliki empat tuntutan. "Perihal tuntutan kita ada empat, karena memang GERAM itu tidak pernah melakukan isu pesanan. Jadi sekalipun dari pusat itu berbicara mengenai BBM yang lagi krusial, kita berbicara juga mengenai RKUHP atau berbicara mengenai kerajaan ini ya yang ada di tubuh kepolisian atau juga berbicara mengenai pelanggaran HAM yang belum selesai. Itu perihal aksi hari ini," katanya saat diwawancarai setelah aksi.

Pada aksi tersebut, massa berniat untuk menyegel Kantor DPRD Jateng menggunakan rantai yang telah disiapkan. Namun, maksud tersebut mendapat penolakan dari aparat sehingga menimbulkan kericuhan.

"Kemudian yang akan kita lakukan adalah menyegel Gedung DPRD sebetulnya. Kita sudah menyiapkan atribut sebagainya, tapi kemudian kita dihalang-halangi oleh aparat, dihalang-halangi dan basis meminta untuk masuk," terangnya.

Di tengah-tengah aksi, Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, dan anggota DPRD Jateng, Sukirman dan Ferry Wawan Cahyono sempat menemui massa. Dalam pertemuan itu terjadi negosiasi di antara pihak-pihak tersebut. DPRD bersedia memfasilitasi audiensi dengan perwakilan 30 orang dari massa aksi. Namun, massa menolak tawaran tersebut karena dinilai tidak representatif.

Demonstrasi sempat berlangsung ricuh diwarnai aksi lempar botol, perusakan kawat berduri, dan upaya merobohkan pagar Kantor DPRD Jateng. Beberapa kali juga terjadi perselisihan di kalangan para demonstran sendiri.

Massa aksi membubarkan diri pada pukul 17.48 WIB dikarenakan situasi sudah tidak kondusif lagi. Keinginan massa untuk menyegel Kantor DPRD Jateng belum dapat diwujudkan karena terjadi mis komunikasi di antara para demonstran.

"Ya jadi kayaknya ini yang perlu jadi evaluasi karena memang ada hasil yang di luar kesepakatan begitu. Karena ternyata hasil kesepakatan kemarin tidak sampai ke akar rumput begitu," kata Arif.

"Kemudian yang perlu dievaluasi dari perangkat bahkan ke korlap lembaga karena memang skema yang kita bawa adalah aksi damai dan bagaimana kita bisa melakukan pencerdasan kepada publik menyampaikan kepada masyarakat Indonesia bukan hal yang seperti tadi," tutup Arif. (*)

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.