Surabaya - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti meminta Pemkot Surabaya secara berkala mensosialisasikan tata cara pendafataran untuk masuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan memilah warga yang berhak mendapat bantuan.
Pasalnya, di tengah pandemi virus corona (Covid-19) tentu banyak dari masyarakat yang terdampak. Salah satunya masalah ekonomi, masyarakat yang mulanya tidak masuk dalam data MBR, akhirnya mengajukan untuk menjadi MBR. Tentunya ini harus menjadi perhatian khusus Pemkot Surabaya.
Dari data yang disampaikan, per Desember 2019 atau sebelum merebaknya virus covid-19, MBR di Kota Surabaya tercatat 665.882 jiwa atau 202.572 KK. Namun, data per 9 April 2020 menunjukkan kenaikan menjadi 755 ribu jiwa atau 231.103 KK.
"Namun kesiapan teknis dan siapa saja warga terdampak yang akan menerima belum tersampaikan secara detail,” katanya, Jum’at (17/4/2020).
Nantinya, intevensi yang didapat oleh masyarakat penerima bantuan adalah berupa beras 20 kilogram per bulan, kering tempe, dan abon. Bantuan tersebut akan diberikan untuk dua bulan ke depan.
Reni menegaskan sosialisasi terkait pendaftar MBR harus dilakukan sesering mungkin. Agar mereka yang membutuhkan bantuan bisa cepat diberikan dan pemkot tepat sasaran dalam memberikan bantuan.
Reni menuturkan, mekanisme ini sama dengan pengurusan MBR daring yang selama ini berjalan, hanya saja selama pandemi ini perlu diaktifkan dan diperkuat karena banyak warga yang terdampak.
Kelurahan, tentunya harus proaktif dengan kondisi warga di wilayahnya begitu juga pengurus RW juga perlu didukung dalam melayani warga yang daftar MBR karena terdampak ekonominya.
"Kabag Pemerintahan Surabaya secara berkala harus terus memantau kinerja Lurah dan Camat, karena di masa pandemi ini warga harus terlayani secara cepat dan tepat. Seluruh Mekanisme ini agar disosialisasikan ke masyarakat luas," pungkasnya. (ard)
.jpg)
.jpg)
