20 April 2025

Get In Touch

DP3AKB Kota Semarang Galakkan Pencegahan Stunting Lewat 'Jo Kawin Bocah'

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah saat ditemui di Panti Mardi Utomo Semarang saat acara bakti sosial.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah saat ditemui di Panti Mardi Utomo Semarang saat acara bakti sosial.

SEMARANG (Lenteratoday) - Tergabung dalam tim percepatan stunting di Jawa Tengah, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Tengah optimalkan program Jo Kawin Bocah.

Kepala DP3AKB Jawa Tengah, Retno Sudewi menyampaikan bahwa program Jo Kawin Bocah ini bertujuan untuk mencegah terjadiya perkawinan anak yang sangat berpotensi untuk menyebabkan stunting.

“Kemudian kita dengan program Jo Kawin Bocah itu kan untuk mencegah stunting, supaya anak-anak tidak menikah muda, kalau anak nikah muda itu kemungkinan besar anak yang dilahirkan nanti akan stunting. karena dia ibunya juga belum mandiri, ibunya juga alat reproduksinya juga belum optimal ya, terus dia harus melahirkan, jadi risiko-risiko itu besar,” kata Retno saat ditemui di Panti Mardi Utomo pada acara bakti sosial (26/8/2022).

Menambahkan, ia menyampaikan bahwa melalui program Jo Kawin Bocah ini, perlahan-perlahan angka stunting di Jawa Tengah dapat diturunkan.

Adapun perkawinan anak yang terjadi sekarang ini mayoritas disebabkan oleh ketidaktahuan akan perubahan regulasi usia minimum perkawinan. Perkawinan yang sebelumya diperbolehkan untuk anak perempuan usia 16 tahun, sekarang dalam UU Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dijelaskan bahwa usia minimum menikah adalah 19 tahun untuk laki-laki maupun perempuan.

Merespon masalah tersebut, Retno menyatakan bahwa saat ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi perubahan regulasi kepada masyarakat dengan menggandeng sejumlah pihak.

“Iya kita harus bersinergi dengan 5 unsur, selain pemerintah, kemudian unsur akademisi, kemudian unsur dunia usaha, komunitas itu organisasi perempuan anak itu kita libatkan, dan yang terakhir adalah media, kan media juga berperan besar tu dalam menurunkan angka stunting. menurunkan angka perkawinan anak,” jelasnya.

Selain menurunkan angka stunting, program Jo Kawin Bocah juga turut berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan anak yang disebabkan oleh organ reproduksi yang belum berfungsi dengan optimal.

“Jadi dengan pencegahan perkawinan anak diharapkan bisa mengurangi angka stunting, selain mengurangi angka kematian ibu dan anak,” tuturnya.

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.