
MALANG (Lenteratoday) – Memiliki keahlian di bidangnya, sehingga siap terjun ke lapangan saat lulus dari kampus menjadi harapan banyak pihak. Inovasi pun dilakukan, salah satunya oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan melaunching kelas profesional komoditas ikan Koi yang termasuk dalam program Center of Excellent (CoE) dari Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) UMM. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa terhadap satu fokus komoditas koi, mulai dari budidaya hingga dijadikan ladang bisnis nantinya.
“Program akuakultur FPP UMM sebenarnya telah memiliki 2 kelas profesional, yakni kelas profesional udang dan koi. Keduanya punya tujuan dan harapan yang sama. Dengan adanya kelas profesional koi ini semoga dapat memberikan kompetensi bagi mahasiswa, agar ketika mereka lulus nanti bisa menjadi pakar di 2 bidang yang dipilihnya tersebut,” ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Fauzan M.Pd, ditemui usai mengisi acara Malang Koi Show yang bertempat di Dome UMM, Sabtu (27/8/2022).
Center of Excellent kelas profesional koi merupakan bentuk kerjasama UMM dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) yang didasari oleh pemikiran keprihatinan, banyaknya orang yang menyepelekan lulusan perguruan tinggi tidak langsung bisa mendapatkan pekerjaan atau terjun ke lapangan kerja setelah selesai menempuh pendidikan. Menurutnya, hal tersebutlah yang menjadikan UMM membuka suatu program studi berupa kelas profesional koi.
“Kami ingin menciptakan SDM yang menjadi pakar dalam satu fokus, tidak hanya general peternakan ataupun perikanan, namun 1 fokus komoditas. UMM menjawab melalui program CoE ini. Masyarakat ingin budidaya koi, kita fasilitasi ilmu dan praktek kerjasama dengan DUDI di bidang budidaya dan bisnis ikan koi,” jelasnya.
Pemilihan ikan koi sebagai komoditas baru dalam kelas profesional milik FPP UMM ini didasarkan karena ikan koi merupakan golongan ikan hias yang punya daya tarik kuat untuk dijadikan hobi dan bisnis.
“Komoditas koi ini tidak hanya biacara tentang bentuk, namun ada nilai estetika dan seni. Maka ini kita anggap perlu untuk dikembangkan dan dibudidayakan,” jelasnya.
Hal terkait alasan pemilihan ikan koi sebagai komoditi baru yang dipelajari dalam kelas profesional juga diungkap oleh Wakil Rektor 2 UMM, Dr. Nazaruddin Malik, M.Si.
“Alasan memilih koi adalah karena nilai komoditasnya relatif tinggi dan sebagai hobi, koi juga relatif stabil. Koi ini nanti juga dapat dibudidayakan sehingga dapat menjadi basis untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang,” tandasnya ditemui pada acara yang sama.
Ditambahkannya terkait tujuan dari kerjasama UMM dengan DUDI dalam program kelas profesional ini adalah untuk mendekatkan para mahasiswa dengan realitas kehidupan secara langsung.
“Kita harus mulai dengan program yang langsung ada relevansinya dengan studi tertentu, peternakan misalnya, kita budidaya ikan koi, kita jadikan kembangkan untuk dijadikan bisnis nantinya,” imbuhnya.
Nazaruddin menyebutkan, bahwa program kelas profesional yang setara dengan 18 SKS tersebut terbuka untuk mahasiswa dari jurusan apapun.
“Kita buka untuk jurusan apapun, masa belajarnya adalah 3 sampai 6 bulan. Kemudian bisa langsung bekerjasama dengan tempat industri. Nanti mahasiswa juga akan mendapat sertifikat. Yang dipelajari nantinya mulai dari budidaya hingga bagaimana dunia bisnis Koi. Di kelas profesional ini tidak ada SKS khusus, namun setara dengan 12 sampai 18 SKS,” pungkasnya.
Disisi lain, Ir. Arik Hari Wibowo, M.Si, selaku direktur produksi dan usaha budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Mengapresiasi adanya kelas profesional dengan komoditas koi. Hal tersebut menurutnya sejalan dengan program kerja KKP yang mana komoditas koi merupakan salah satu andalan KKP untuk didorong peningkatan produksinya.
“Semoga ini menjadi contoh untuk perguruan tinggi lain dengan mengambil jenis komoditi sesuai dengan spesifik lokalnya masing-masing. Selain itu, koi ini memang merupakan ikan hias yang produksinya paling bagus dan memiliki nilai jual yang cukup menarik,” jelas Arik.
Sementara itu, Bupati Malang juga turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya Malang Koi Show di UMM ini. Pihaknya berujar jika UMM membutuhkan lahan untuk penelitian dan pengembangan akan disediakan lahan seluas 2 hektar di Sukorejo dan 5000 meter di Sumberpucung.
“Harapannya agar ada invoasi dan meningkatkan nilai perekonomian dan kesejahteraan. Jadi disamping menggeluti hobi memelihari koi, juga bisa menambah penghasilan yang cukup lumayan,”
Abah, panggilan akrab Bupati Malang tersebut juga optimis apabila pengembangan ikan koi ini dapat dibudidayakan dengan baik dan benar, maka akan turut menyumbang kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Malang Raya.
Perlu diketahui, acara Malang Koi Show yang diselenggarakan mulai tanggal 26 hingga 28 Agustus 2022 ini merupakan kerjasama antara prodi Akuakultur FPP UMM dengan DUDI Malang Koi Club. Agenda ini diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan beberapa wilayah di luar pulau Jawa. Jumlah kepesertaan ikan koi mencapai 1500 ekor dan diprediksi masih terus bertambah.(*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor:widyawati