
SEMARANG (Lenteratoday) - Harga telur di pasaran mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan survei yang dilakukan di Pasar Peterongan, diketahui harga telur per kilonya mencapai Rp 30.000. Adapun harga per petinya (10 kilogram) Rp 288.000.
Kenaikan harga terjadi sejak sekitar tanggal 17 Agustus 2022 dan terus meningkat hingga saat ini. "Hari ini harganya Rp 30 ribu. Mulai naik sejak mau tujuh belasan sampai sekarang masih mahal," kata Sumarsih (62), pedagang di Pasar Peterongan, Kota Semarang.
Menambahkan pernyataan Sumarsih, Dwi (54) yang juga pedagang telur turut menyampaikan keluhannya dengan adanya kenaikan harga telur saat ini.
"Penjualan jauh beda termasuk sepi, dulu 1-2 peti telur ayam sehari bisa, telur bebek 500 bisa, sekarang sedikit banget lah pokoknya. Telur puyuh juga yang beli kardusan sudah pda ilang, sekarang tinggal sedikit ada yang kardusan, kiloan, bijian," ujar Dwi.
Sementara itu, Sugeng Dilianto, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, menyebutkan bahwa harga telur saat ini mengalami perbedaan di Swalayan dan Pasar Tradisional.
"Kalau misal ke Ada Swalayan itu masih Rp 27-28 ribu, pasar tradisional 30 ribu. Nah itu kan seharusnya pasar tradisional kan lebih murah. Lha ini kenapa lebih tinggi," ungkap Sugeng.
Berdasarkan survei harga tersebut, dirinya menduga bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh panic issue. "Para pedagang itu seringkali panic issue, ada isu naik, semuanya ikut naik," kata Sugeng.
Berkaitan dengan kontrol harga, Sugeng menyampaikan bahwa Dinas Perdagangan selalu memonitoring harga pasaran secara rutin.
"Kita sering monitoring, hampir setiap minggu 2 kali monitoring harga kebutuhan pokok. Kepala-kepala pasar juga harus setor ke kami tentang harga-harga kami," terangnya. (*)
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi