30 April 2025

Get In Touch

Makna Filosofis Uang Baru Menurut Gubernur Khofifah

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menerima token apresiasi dari Kepala Wilayah BI Jatim Budi Hanoto di gedung negara Grahadi, Kamis (18/8/2022).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menerima token apresiasi dari Kepala Wilayah BI Jatim Budi Hanoto di gedung negara Grahadi, Kamis (18/8/2022).

SURABAYA (Lenteratoday) – Bank Indonesia (BI) meluncurkan uang baru dengan tujuh pecahan. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menilai bahwa uang baru ini punya makna filosifis yang cukup kuat.

“Kawan-kawan ini menurut saya ada makna filosofi yang kuat. Kenapa token apresiasi ini bersamaan dengan Rakornas pengendalian inflasi ? dan tadi saya menyampaikan masih ada uang dengan nilai Rp 1000 dan Rp 2000. Ada apa dengan nilai Rp 1000 dan Rp 2000 itu? artinya seluruh kepala daerah dengan berbagai stakeholders terkait harus kerja keras mengendalikan inflasi,” katanya setelah Rakornas pengendalian inflasi di Gedung Negara Grahadi, Kamis (18/8/2022).

Dia menandaskan dengan masih adanya pecahan mata uang Rp 1.000 ini maka ada pesan supaya nilai Rp 1.000 itu tidak turun. Sehingga harus ada upaya dari berbagai steak holder untuk melakukan pembangunan pada semua sektor dan menjaga supaya pengendalian inflasi lebih komprehensif.

“Jangan sampai yang sudah diterbitkan oleh BI dari mata uang ini yang nilainya Rp 1.000 harganya jangan sampai turun. Yang Rp 2000 jangan sampai menurun kira-kira begitu kalau saya menerima pesan ada uang dengan mata nilai uang Rp 1.000 itu berarti memang kita harus bekerja keras untuk mengendalikan inflasi di semua lini,” tegasnya.

Penerbitan mata uang baru emisi 2022 ini juga punya makna filosofis sebagai semangat baru. Terlebih lagi, dalam tujuh pecahan mata yang tersebut ada delapan foto pahlawan Nasional sebagai pembangkit semangat bagi semuanya.

Pahlawan nasional tersebut meliputi Dr (HC) Ir Soekarno dan Dr (HC) Drs Mohammad Hatta pada pecahan uang kertas Rp100.000, Ir H Djuanda Kartawidjaja pada Rp50.000, Dr GSSJ Ratulangi pada Rp20.000 dan Frans Kaisiepo pada Rp10.000. Kemudian Dr KH Idham Chalid pada uang kertas pecahan Rp5.000, Mohammad Hoesni Thamrin pada Rp2.000, dan Tjut Meutia pada uang kertas pecahan Rp1.000.

“Ada semangat baru yang harus kita teladani bersama. Foto-fotonya adalah foto-foto para pahlawan. Semangat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan itu menjadi pesan penting dari mata uang yang diterbitkan oleh BI ini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah BI Jatim, Budi hanoto mengatakan bahwa mata uang baru ini sudah mulai beredar di masyarakat pada hari ini. BI akan mengedarkan dalam jumlah yang cukup untuk transaksi pembayaran yang sah.

Dia juga menandaskan bahwa penerbitan mata uang baru ini memang dilakukan dari waktu ke waktu untuk pembaharuan dan peningkatan keamanan. Terakhir kali pembaharuan dilakukan pada tahun 2016. “Kenapa? karena memang ada beberapa hal seperti supaya lebih aman lagi. Mata uang ini juga lebih bagus tidak gampang dipalsukan,” tegasnya.

Dia juga mengatakan bahwa warna dan gambar dari mata uang batu ini lebih jelas dan tegas. Sehingga lebih mudah dikenali. Selain itu, keamanannya juga ditingkatkan khususnya pada digital safetynya. Dengan demikian ada harapan bahwa uang ini tidak mudah dipalsukan. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.