24 April 2025

Get In Touch

Gubernur Jatim Turun Langsung Selesaikan Persoalan Mulyorejo dan Banyuanyar

Gubernur Jatim Khofifah saat proses penyelesaian kasus Silo di Pendopo Bupati Jembe.
Gubernur Jatim Khofifah saat proses penyelesaian kasus Silo di Pendopo Bupati Jembe.

JEMBER (Lenteratoday) -  Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Jember dan Banyuwangi menggelar rapat koordinasi penyelesaian konflik kerusuhan antara warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, dengan warga Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, bersama dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Bertempat di Pendopo Wahyawibawagraha pada Senin (8/8/2022) pagi, Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto, ST., IPU., menyampaikan sejumlah perkara yang pihaknya dapat dari kerusuhan yang terjadi di wilayahnya. Hal serupa juga dibeberkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi Mujiono mewakili Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

Lebih lanjut, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menuturkan bahwa para warga Kalibaru dan Mulyorejo memanfaatkan lahan perhutani. Hal tersebut mengakibatkan kemunculan masalah pada saat banyak warga yang mulai melaporkan terkait dengan kopi hilang. Selain kopi, tak sedikit lahan juga sering direbut oleh preman atau kelompok tertentu. Pada saat dilaporkan ke kepolisian, ternyata kejadian ini sudah berlangsung sejak lama. Dalam kasus ini, Polres Jember telah menetapkan 9 tersangka dan sudah diamankan.

Pihak Polres Jember menyampaikan, penyidik juga susah mendapatkan bukti. Jika dimintai bukti, petani tak bisa memberikan bukti apapun. Lalu, pada saat ada perampasan lahan, mereka juga tak bisa memberikan bukti penguasaan atau kepemilikan lahan. Jadi, serba salah. Apalagi kekuatan kelompok preman di lokasi cukup kuat sekali.

Sementara itu, Dandim 0824/Jember Letkol Inf. Batara C. Pangaribuan menuturkan bahwa perlu ada upaya duduk bersama antara warga Kalibaru dan Mulyorejo agar tak terjadi perselisihan yang berkelanjutan. Tak hanya itu, pergerakan sejumlah oknum atau preman yang meresahkan juga perlu dipersempit ruang geraknya agar tak lagi meresahkan masyarakat.

Lebih lanjut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau, data warga dari dua desa perlu ditarik. Selanjutnya, perlu dipetakan terkait dengan hak guna lahan. "Sebenarnya, aparat sudah baik turun, tetapi akar masalah belum tuntas," ucapnya.

Alhasil, kejadian serupa masih memungkinkan terjadi lagi. Akses juga sulit untuk dijangkau, lanjutnya, akibatnya pergerakan bantuan juga sulit. Nah, dia menegaskan bahwa hal itu yang masih menjadi PR.

"Namun, saya mengucapkan banyak terima kasih atas upaya yang sudah dilakukan," lanjutnya. Khususnya, forkopimda dan muspika dari kedua belah pihak. Lebih lanjut, gubernur menerangkan bahwa pada Senin pagi akan ditemukan perwakilan dari kedua warga. Ini merupakan bagian penting untuk membangun guyub rukun seduluran.

"Terima kasih juga atas bantuan tim percepatan penanganan bantuan dari polres dan kodim," ucapnya.

Namun, tim trauma healing harus tetap berlanjut. Sekarang mungkin aman, lanjutnya, tetapi ke depan tak tertutup kemungkinan hal serupa masih bisa terjadi. Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk tetap menjaga kondusifitas. "Semoga semua tetap bisa pulih dan kembali beraktivitas," tandasnya.

Reporter : PJ Moko | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.