20 April 2025

Get In Touch

Sektor Pertanian Butuh Inovasi dan Teknologi Canggih

(dari kiri) Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Sariyo Annurogo, Founder sekaligus Chairman MarkPlus Inc Dr (HC) Hermawan Kartajaya, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dan Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng saat penyerahan cinderamata.
(dari kiri) Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Sariyo Annurogo, Founder sekaligus Chairman MarkPlus Inc Dr (HC) Hermawan Kartajaya, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dan Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng saat penyerahan cinderamata.

SURABAYA (Lenteratoday) - Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil pertanian sekaligus mengurangi pengangguran, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menilai perlu adanya inovasi teknologi canggih penunjang agriculture.

“Kontribusi anak muda yang sudah melek teknologi sangat dibutuhkan untuk menginovasikan alat-alat canggih penunjang agriculture,” kata Emil dalam kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, termasuk ITS di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS, Kamis (14/7/2022),

Seperti diketahui, sebagai negara agraris, Indonesia memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik, namun potensi menguntungkan ini pada kenyataannya belum mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Dalam acara Studium Generale bertajuk The Past, Present, and Future of Agriculture Business tersebut, Emil menandaskan bahwa pertanian sebagai penyumbang pengangguran terkecil di Indonesia, namun kemiskinan nyatanya bertumpuk di sektor pertanian. “Artinya, solusi mengentas kemiskinan ini tidak selalu berpatokan pada pembukaan lapangan pekerjaan,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, sebanyak 46,3 persen rumah tangga tergolong miskin berasal dari keluarga yang penghasilan utamanya berasal dari sektor pertanian.

Emil melanjutkan, penyebab utama permasalahan sektor agriculture ini ialah kurangnya pembaharuan inovasi yang memanfaatkan teknologi agar terjadi peningkatan produktivitas yang lebih efisien.

Pada yang merupakan kerjasama ITS bersama MarkPlus Inc dan Petrokimia Gresik ini juga diungkapkan bahwa pengembangan teknologi di sektor pertanian ini menjadi salah satu solusi efektif.

Founder sekaligus Chairman MarkPlus Inc, Dr (HC) Hermawan Kartajaya, mengatakan teknologi saat ini diciptakan untuk keperluan kemanusiaan. Hermawan berpendapat bahwa teknologi yang dikembangkan untuk pertanian juga merupakan bagian dari peningkatan kemanusiaan.

“Apa gunanya teknologi yang dikembangkan bila tidak memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat banyak,” ungkap lelaki yang kerap disapa dengan inisial HK ini.

Dilanjutkan oleh Dwi Sariyo Annurogo, Direktur Utama Petrokimia Gresik yang juga alumnus Teknik Kimia ITS, mengatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang mampu menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia terutama di masa pandemi. Pertanian bila dikembangkan lebih lanjut, memiliki prospek yang sangat positif di masa depan.

“Mengembangkan inovasi di agriculture ini tidak instan dan memang membutuhkan waktu karena bidang budaya juga turut menjadi pertimbangan,” ujarnya.

Perubahan industri khususnya bidang pertanian yang saat ini sudah menuju digitalisasi tampaknya telah mendapat perhatian khusus, terutama oleh perguruan tinggi di Indonesia. Pada kesempatan yang sama, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng mengingatkan, perguruan tinggi saat ini harus siap siaga menghadapi hal tersebut.

“ITS telah mengubah sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan industri serta memperluas kompetisi mahasiswanya,” ungkapnya. (*)

Sumber : Humas ITS | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.