12 April 2025

Get In Touch

Ulurkan Tangan untuk Indra: Menafkahi 9 Anggota Keluarga, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Indra Setyawan saat berada di depan rumahnya yang tak layak huni di Jalan Jedong Nomor 50, RT 04 RW 02, Pacar Keling Kec. Tambaksari, Kota Surabaya.
Indra Setyawan saat berada di depan rumahnya yang tak layak huni di Jalan Jedong Nomor 50, RT 04 RW 02, Pacar Keling Kec. Tambaksari, Kota Surabaya.

RUMAH adalah tempat pulang saat lelah melanda.Tempat untuk beristirahat saat capek bekerja. Tapi kenyamanan itu sulit dirasakan Indra Setyawan, warga Jalan Jedong Nomor 50, RT 04 RW 02, Pacar Keling Kec. Tambaksari, Kota Surabaya.

Menghuni sebuah rumah tua dengan atap lapuk dan bisa roboh sewaktu-waktu membuat dirinya waswas. Apalagi dia tinggal bersama 9 anggota keluarga lainnya. "Sejak kecil saya disini bersama adik-adik saya, tidak pernah saya perbaiki karena tidak ada dana. Saya juga takut pohon mangga di depan rumah roboh tiba-tiba." kata Indra ketika ditemui Lentera Today.

Indra mengaku semenjak kecil rumah ini tak pernah berubah, tidak tersentuh renovasi sedikitpun dari zaman orang taunya masih hidup.Sisa pohon mangga besar yang telah mati di depan rumahnya juga sulit dibersihkan. Bahkan dia mengatakan sewaktu-waktu bisa roboh menghantam rumahnya yang sudah reyot itu.

Pria kelahiran tahun 1970 ini mengaku pendapatanya sebagai pekerja serabutan habis untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, adik-adik kandungnya serta keponakan yang turut tinggal di rumah juga menjadi tanggunganya.

Menurut pengamatan di lokasi, keadaan rumahnya memang tampak sempit dan terhimpit rumah-rumah tetangga yang telah dibangun tinggi. Plafonnya juga sudah ambruk, terlihat bolong di setiap sisi. Indra dan istri mengaku ketika turun hujan, pasti rumahnya bocor dan air hujan akan masuk rumah. Ruang tamu tak seperti semestinya, terdapat kasur dan bahkan kompor untuk memasak. Sebab tak ada ruang lagi untuk dapur maupun kamar tidur."Pas hujan tidak seperti rumah, kita semua sibuk menampung air di ember. Tidak pernah bisa tidur nyenyak," Keluh Indra sambil menunjuk plafonnya yang ambrol.

Sebagai kakak tertua dia merasa bertanggung jawab atas keluarganya. Ia mengaku tak dapat menyisihkan sedikit pun penghasilannya untuk memperbaiki rumahnya yang sudah lapuk. "Sehari-hari kalau dapat uang, ya saya buat makan untuk semua, itupun kalau dapat . Jangankan menabung untuk rumah, makan saja saya susah." ucap Indra dengan mata berkaca-kaca.

"Total yang tinggal disini ada 9 Orang, Ada saya sama istri. Dua adik saya dan istrinya serta satu anaknya, kemudian keponakan saya dan istrinya." tambah Indra.

Indra juga mengatakan bila saudara-saudara tak bisa banyak membantu keadaanya. Sebab sehari-hari mereka hanya berprofesi sebagai pengamen di jalanan. Bahkan salah seorang keponakanya merupakan tuna runggu dan tuna wicara. Semenjak lulus PAUD SLB, karena terkendala biaya tidak lagi bersekolah.

"Keponakan saya ini sudah berumur belasan tahun, dulu waktu kecil sempat di desa. Semenjak pindah kesini sudah tidak bersekolah lagi, takut biayanya mahal," kata indra.

Keponakanya yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut kerap kali menangis dan tidak bisa ditenangkan. Indra mengaku kewalahan dan tak mengerti apa yang di inginkan keponakanya itu. "Komunikasinya susah, saya juga tidak bisa bahasa isyarat. Jadinya kadang kita semua tidak mengerti apa yang ia mau," tutur indra.

Sumiyani, sang istri mengatakan, dia sehari-hari ini juga membantu suaminya untuk menambah penghasilan dengan menjual gorengan di depan rumah."Saya bantu jualan gorengan di depan rumah," ucap Sumiyani.

Indra juga mengatakan bahwa ia kerap kali mendapat bantuan sembako bahkan dari tetangganya. Dengan keadaan keluarga Indra seperti itu, Bakti Dharma Hita (BDH) Peduli melalui gerakan sosial ‘UlurkanTangan’ mengajak semua pihak membantu meringankan beban Indra dengan merenovasi rumahnya.

“BDH Peduli memiliki semangat untuk membantu sesama tanpa membatasi bidang dan sektor melalui program ‘Ulurkan Tangan’ ini. Kami mengajak semua pihak untuk saling membantu sesama,” ujar Ketua BDH Peduli, Tarmuji.

Untuk diketahui, BDH Peduli sebelumnya juga telah memiliki beberapa program regular, salah satunya adalah menyalurkan sembako kepada warga terdampak Covid-19 yang belum mendapat bantuan dari pemerintah. Tak hanya itu berbagai program pelatihan hingga festival untuk mewadahi kreativitas anak muda juga secara rutin dilakukan. “Kami terus melakukan inovasi, sesuai namanya yaitu BDH Peduli, kami ingin mengajak masayarakat agar saling mempedulikan sesama. Saling tolong –menolong, gotong-royong, mengulurkan tangan bagi yang membutuhkan. Niscaya bangsa Indonesia akan mampu melalui berbagai tantangan dengan mudah,” tegasnya.

Melalui ‘Ulurkan Tangan’, semua donasi diberikan seluruhnya atau 100% sampai ke penerima tanpa ada potongan. Untuk Indra, ‘Ulurkan Tangan’ akan mewujudkan renovasi sehingga rumahnya menjadi layak untuk ditinggali.

Anda yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dan bisa berkomunikasi langsung dengan tim BDH Peduli. Selain itu, informasi seputar kampanye sosial serta update jumlah donasi serta penyaluran akan dikabarkan secara transparan dan diperbarui setiap saat.

Sebagai informasi, kegiatan ini sudah mendapatkan izin Pemerintah Kota Surabaya dengan Nomor: 466.2/4/F/IPS/436.7.15/2022 tentang Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan yang berlaku sejak 22 Juni 2022.

Bagi Anda  yang ingin jadi relawan bisa membantu melalui rekening Perkumpulan Bakti Dharma Hita: 074 204 8705 (Bank Jatim)  dan berkomunikasi dengan 0852 9843 2030 (Nia).

Terimakasih bagi Anda ataupun komunitas yang berkontribusi di kampanye sosial ‘Ulurkan Tangan’. Bukan masalah besarnya, ‘Ulurkan Tangan’ dimulai dari niat baik untuk saling menjaga, saling membantu dan saling menyayangi. (*)

Surat Izin untuk BDH Peduli dari Pemerintah Kota Surabaya tentang Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan.
Share:
Lentera.co.
Lentera.co.