
SIDOARJO (Lenteratoday) - Tema kewirausahaan menjadi pilihan ketiga dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Program Sekolah Penggerak SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo. Proyek yang dimulai usai pelaksanaan ujian kenaikan kelas itu kini hasilnya dipamerkan sekaligus dipresentasikan oleh seluruh siswa kelas 7 di ballroom SMP Al Falah Deltasari, Rabu (15/6/2022).
Sebagaimana diketahui, salah satu pembeda dalam kurikulum operasional sekolah penggerak dengan kurikulum lainnya adalah dengan diwajibkannya sekolah mengadakan proyek. Untuk tingkat SMP minimal 3 tema proyek setiap tahunnya dari 7 tema proyek yang sudah disediakan pemerintah. Tujuh tema tersebut yaitu: Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi, Membangun NKRI, dan Kewirausahaan.
SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo telah menerapkan kurikulum sekolah penggerak sejak tahun pelajaran 2021-2022. Sebagai salah satu sekolah penggerak SMP Al Falah Deltasari telah melaksanakan dua program proyek sebelumnya, yaitu tema Bhinneka Tunggal Ika dan Gaya Hidup Berkelanjutan. Sedangkan tema ketiga Kewirausahaan kali ini dikemas dalam bentuk demonstrasi dan presentasi hasil proyek bertajuk Demo Day Start Up Youth Moslem Preneur.
Pelaksana Harian Kepala SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo Al Musta’anu mengatakan, pembelajaran proyek kali ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan budaya kewirausahaan. Juga membuka wawasan siswa tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
“Jadikan pembelajaran proyek ini sebagai pengalaman berharga untuk masa depan kalian semua. Selamat belajar menjadi seorang enterpreuner tangguh,” kata Al Musta;anu dalam pembukaan kegiatan.
Sebelumnya, selama satu pekan seluruh siswa kelas 7 bekerja menyiapkan berbagai rencana bisnis sesuai dengan subtema bidang bisnis yang disiapkan tim guru pendamping. Ada tiga subtema bidang bisnis yang bisa dipilih. Subtema bidang bisnis itu adalah Food Preneur, Craft and Stuff Preneur, dan Sport Preneur.
Hasilnya berbagai produk makanan dan minuman dari kelompok bisnis Food Preneur dengan nama-nama produk yang unik. Produk-produk itu dinamai Browniee (Brownies cookies made with love), Orean Cake, Blackpink Ice, Muffien N Miloe, dan Bobocok Ngab.
Kelompok Craft and Stuff Preneur menghasilkan produk-produk seperti Tote Bag, Strap mask, Scrunchie, Tumblr. Semua produk kelompok ini diberi desain maskot khas dan lucu sehingga menarik minat konsumen.
Sementara untuk kelompok Sport Preneur menawarkan berbagai event dan kompetisi olah raga yang menarik. Mereka membentuk event organizer di bidang olahraga. Berbagai kompetisi mereka tawarkan seperti bola basket, futsal, classical sport, dan bahkan ada yang menawarkan virtual sport.
Dalam presentasinya, kelompok sport preneur memaparkan marketing planning. Mereka ajukan satu solusi atas permasalahan adanya pembatasan sosial. Mereka menawarkan event olahraga virtual. Para pecinta olahraga dapat melakukan olahraga sendiri-sendiri di tempatnya masing-masing dan hasilnya dikirim melalui aplikasi strava.
Ketua panitia kegiatan Aris Dwi Pambudi mengatakan, proyek dengan tema kewirausahaan ini didesain sebagai sebuah bisnis start up yang bisa dikembangkan oleh para siswa kelas 7. Tim sport preneur sebagai event organizer kegiatan olahraga langsung maupun olahraga virtual. Sementara tim food, craft and stuff preneur sebagai pendukung event olahraga untuk support sistemnya.
“Kami harapkan dari tiga kelompok preneur ini bisa menjadi satu paket dalam membangun usaha atau bisnis start up. Nanti akan kita uji coba tiga kelompok ini menggarap kegiatan classmeeting atau lomba antarkelas di akhir semester. Mereka yang akan menjadi event organizernya,” jelas Aris.
Dijelaskan pula bahwa sebuah usaha bisa disebut sebagai startup kalau memiliki minimal tiga faktor yaitu pendiri atau founder, investor atau pemilik dana, dan produk atau layanan. Istilah perusahaan start up dipakai bagi usaha atau bisnis yang baru atau masih berada pada fase pengembangan atau penelitian untuk terus menemukan pasar maupun mengembangkan produknya. Biasanya bisnis start up biasanya mengacu pada perusahaan yang layanan atau produknya berbasiskan teknologi.
Penulis : M. Anshor Sja’roni