Blitar - Meskipun Pemprov Jawa Timur belum menginstruksikan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemkab Blitar Mulai melakukan uji coba sebagai langkah sosialisasi, agar warga tidak kaget jika benar-benar diterapkan.
Hal ini disampaikan Bupati Blitar, Rijanto bahwa kebijakan daerah tentu harus searah selaras dengan provinsi dan pusat. "Sampai sekarang belum ada instruksi atau perintah penerapan PSBB, tapi kita mulai melakukan uji coba agar masyarakat tidak kaget," tutur Bupati Rijanto, Selasa(7/4/2020).
Dijelaskan Bupati Rijanto, beberapa langkah uji coba yang dilakukan diantaranya, mendirikan posko pemantau pemudik di stasiun dan terminal. "Termasuk di desa, melalui gugus tugas tingkat desa dan penyediaan tempat isolasi di tiap desa," jelasnya.
Jadi perangkat desa sebagai ujung tombak pemantau di lapangan, harus bertindak cepat koordinasi dengan gugus tugas kabupaten. "Bisa melalui call center 112, nanti petugas terkait akan segera menindaklanjuti," terangnya.
Demikian juga rencana pihak Polres Blitar, melakukan isolasi paksa bagi pemudik atau warga luar daerah terutama dari daerah zona merah terpapar Covid-19. "Setelah membuat pos di stasiun dan terminal, Polres Blitar selanjutnya akan membuat pos di seluruh jalur masuk menuju Kabupaten Blitar," ujar Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya.
Pada pos pintu masuk perbatasan itu, akan diberlakukan isolasi paksa. Siapa pun baik pemudik atau orang luar daerah, akan dihentikan di pos perbatasan Kemudian diangkut menggunakan truk atau bus, untuk dibawa ke tempat isolasi yang disediakan Pemkab Blitar. "Disana nanti akan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara mendetail dan teliti, agar jangan sampai ada pendatang dari luar membawa Covid-19 masuk ke Blitar," tegas AKBP Fanani.
Ditambahkan AKBP Fanani jika himbauan untuk tidak mudik harus dipahami bersama, tujuan untuk keselamatan bersama. "Musuh kita tidak terlihat yaitu Virus Corona, jadi patuhi himbauan pemerintah," pungkasnya. (ais)
.jpg)
.jpg)