
JAKARTA (Lenteratoday) – Memasuki endemi, pemerintah telah memberikan kelonggaran atau keleluasan untuk berbagai kegiatan, termasuk kegiatan konser musik yang mungkin akan melibatkan ribuan massa.
Kegiatan konser musik ini tentu akan menjadi oase pendapatan bagi para musisi maupun pihak lain yang terlibat secara langsung maupun tak langsung dengan perhelatan tersebut, setelah 2 tahun dihantam pandemi.
Perizinan kegiatan semacam ini mulai dibuka oleh pemerintah sejak September 2021, dengan catatan semua disesuaikan dengan kondisi dan kasus harian di kawasan masing-masing.
Industri konser dan festival musik perlahan bangkit, dimulai dengan drive-in hingga akhirnya secara langsung. Penurunan level PPKM hingga izin melepas masker di tempat terbuka membuat para musisi serta promotor tidak menyia-nyiakan hal tersebut.
Banyak promotor mulai mendatangkan artis internasional. Di sisi lain, para musisi lokal kembali gencar melakukan tur ke banyak kawasan pada 2022.
.Feast menjadi salah satu band yang sudah terlihat sibuk tahun ini. Band rock tersebut telah dan bakal tampil dari satu festival ke festival lain, seperti Allo Bank Festival 2022, The Other Festival, dan lainnya.
"Kami sudah dua tahun enggak ketemu penonton, enggak ketemu teman-teman, akhirnya bisa ketemu lagi," tutur Awan, salah satu personel, Jumat (17/6).
"Senang juga, kan berarti kalau konsernya jalan artinya pandeminya sudah mulai membaik," lanjutnya.
Awan kemudian curhat .Feast menjadi artis yang menunggu lebih lama untuk benar-benar bisa tampil secara langsung di atas panggung.
Genre musik yang diusung .Feast, yakni rock, dinilai memengaruhi mereka bisa 'lolos' tampil di panggung era pandemi. Terlebih lagi pada masa-masa awal pemberian izin konser, yang dibalut syarat jaga jarak amat ketat dan penonton hanya boleh duduk.
"Jadi penyelenggara saat itu masih 'kayaknya undang .Feast belum bisa.' Jadi, kami juga menunggu karena sudah mulai banyak panggung. Setelah Omicron, angkanya turun, oh ya sudah (mulai tampil lagi)," curhat Awan.
Namun, hadirnya musim konser di Indonesia tak hanya untuk memenuhi kerinduan bertemu dan bersenang-senang dengan fan secara langsung.
Konser offline juga menjadi berkah sendiri bagi kru musisi yang membantu aspek teknis artis saat tampil di atas panggung.
Pandemi yang menggeser konser offline menjadi online turut berdampak bagi kru dan tim teknis yang bergantung dari panggung ke panggung.
"Banyak yang akhirnya pas begitu mandek dan enggak ada panggung, mereka apply dan keterima di kantor yang lumayan bonafide," ungkap Awan.
"Jadi yang waktu itu diprioritaskan ada acara online atau syuting itu kami ajak yang memang sedang enggak ada kerjaan dulu. Misalkan mereka memang fokusnya di tim produksi."
Serupa, pengamat musik Wendi Putranto mengungkapkan deras arus konser dan festival musik pada 2022 tak hanya memenuhi pundi-pundi musisi, melainkan banyak pihak lainnya, seperti kru hingga tenant makanan dan minuman.
"Itu kan juga mata pencaharian bagi ribuan atau puluhan ribu orang yang terlibat di industri ini, mulai dari artis, kru, manajemen, booking agent, vendor, promotor kemudian tenant makanan minuman. Semua pihak terdampak," kata Wendi Putranto.
Oleh sebab itu, ia berharap semua pihak, termasuk penikmat konser bisa terus menjaga protokol kesehatan meski pemerintah sudah melonggarkan sejumlah kebijakan. Sehingga, situasi selalu aman dan kondusif untuk menyelenggarakan konser langsung di masa mendatang.
"Jadi, sekarang sudah siap dan sudah sangat menunggu-nunggu mulai dari penonton, vendor, hingga pemilik venue. Itu mata pencaharian, tapi tetap kesehatan publik di atas segalanya," tambahnya.
Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati