
MALANG (Lenteratoday) - Menjelang Hari Raya Idul Adha Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyiapkan beberapa antisipasi dimana maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Selain dengan melakukan pengecekan hewan ternak, Pemkot Malang juga menambah Anggaran PMK.
"Untuk penanganan PMK ini ada penambahan anggaran sebesar Rp 236 juta untuk keperluan obat-obatan, mamin petugas dan pos pantau,"ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dispangtan) Sri Winarni saat memberikan keterangannya, Senin (13/6/2022).
Sri Winarni mengatakan, selain penambahan anggaran PMK, Pemkot Malang akan menerbitkan Surat Edaran (SE) melalui Wali Kota Malang, yang dilandasi oleh keputusan Kementerian Pertanian (Kementan) dan fatwca Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sebelumnya, dalam Surat Edaran (SE) mengatur penjualan hewan kurban yang biasanya di pinggir-pingir jalan menjelamg Hari Raya Kurban.
"Dimana tempat penjualan sesuai dengan SE yang mengacu pada aturan Kementrian Pertanian harus ada surat persetujuan dari dinas bersangkutan. Asalkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, diperbolehkan dengan syarat harus ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH),"ungkapnya.
Dalam hal ini, pihaknya belum tahu pasti berapa kebutuhan hewan ternak untuk kurban tahun ini.
Namun, belajar dari pengalaman tahun lalu setidaknya ada 5.000 ekor hewan sapi, kambing dan domba serta kerbau yang dipotong selama Idul Adha. Rata-rata jumlah hewan kurban yang masuk di Kota Malang didatangkan dari luar wilayah Malang.
"Karena Kota Malang bukan sentra penghasil ternak, maka kebutuhan langsung disuplai dari luar Malang. Ini nanti akan diatur persyaratannya ketika mendatangkan dari luar, terutama terkait dengan PMK,"tuturnya.
Kabid Peternakan dan Kesehatam Hewan Dispangtan Kota Malang Anton Pramujiono mengatakan, sejauh ini sudah ada enam kelurahan dan kecamatan di Kota Malang yang terkonfirmasi ada hewan yang terpapar PMK.
"Saya berharap agar peternak menjaga kesehatan hewan ternaknya, menjaganl kebersihan kandang, memberi vitamin dan tidak mendatangkan ternak baru ke kandang, yang bisa menularkan wabah PMK," kata Anton.
Reporter : Ashar | Editor : Endang Pergiwati